Friday, February 3, 2017

Mortir 81 mm Type W87 China



Mortir Type W87  81 mm

Nama Norinco (China North Industries) lumayan berkibar dalam jagad alutsista Indonesia. Norinco  juga mensuplai senjata bantu infanteri, yakni berupa mortir kaliber 81 mm.

Penggunaan mortir 81 mm keluaran Norinco kami ketahui dari situs kodam17cenderawasih.mil.id (5/9/2016). Berdasarkan informasi dari situs tersebut, diketahui bahwa mortir 81 mm mulai diuji coba di Indonesia pada tahun 1999 dan resmi dioperasikan setahun kemudian. Tidak ada informasi berapa pucuk mortir 81 mm buatan Norinco yang dipakai TNI. Namun berdasarkan penelusuran, Norinco memang telah merilis beberapa varian mortir, diantaranya mortir manual adalah Type W87, mortir ini menggunakan proyektil standar NATO 81 mm, sehingga dapat digunakan pada amunisi reguler TNI.

Mortir 81 mm buatan Norinco ini dioperasikan oleh 3 personel. Mortir dengan model bipod ini punya berat laras 15,5 kg dan berat baseplate 15,5 kg. Bobot bipod-nya 8,7 kg, serta bobot alat bodik 0,9 kg. Bila ditotal bobot keseluruhan sistem mortir ini mencapai 40,6 kg. Jarak tembak mortir ini maksimum 5.700 meter dan jarak tembak minimum 80 – 120 meter.


Mortir 81 mm termasuk kaliber sedang, dan jenis senjata bantu infanteri ini sudah mampu diproduksi di Dalam Negeri oleh PT Pindad. Bagi TNI, penggunaan mortir sudah begitu lekat sejak puluhan tahun. Hampir semua satuan TNI yang punya predikat infanteri, apa pun angkatannya saat ini dibekali unit mortir dalam beberapa kaliber yang berbeda. Kaliber mortir yang digunakan TNI ada 3 jenis, yakni kaliber 81 mm, 60 mm, dan 40 mm. Perbedaan kaliber tentu membawa pengaruh pada jarak tembak, hulu ledak dan bobot dari senjata tersebut.

Diantara kaliber mortir yang ada, mortir paling populer adalah di kaliber 81 mm, biarpun ada mortir besar kaliber 120 mm, 160 mm, atau bahkan 240 mm, singgasana mortir 81 mm tetap belum tergusur. Ada beberapa alasan mengapa mortir 81 mm sangat populer. Pertama, mortir 81 mm memiliki jangkauan memadai sehingga kru mortir ada di luar line of sight lawan, alhasil lebih sulit untuk dibalas, daya hancurnya luar biasa relatif terhadap ukuran kalibernya, dan mempunyai bobot yang masih ideal untuk penggelaran berpindah-pindah.

Cara kerja mortir sebagai berikut, saat proyetil diturunkan oleh assistant gunner dengan pantat (sirip) menghadap kebawah, proyektil akan meluncur bebas sampai ke dasar laras mortir. Sampai di dasar, ada pena pemukul (firing pin) yang menekan primer di ekor proyektil. Dengan desain proyetil sedemikian rupa, dimulai dari ekor yang kurus sampai bentuk proyektil yang menggemuk dengan cincin obturatornya yang menempel erat di dinding dalam laras, ledakan yang terperangkap di dalam ruang antara tabung mortir dan proyetil, memberikan dorongan hebat sehingga proyektil meluncu hebat keluar.


Ketika sampai di mulut laras, proyektil keluar sebagai ledakang bunga api dengan suara yang memekakkan telinga. Maka itu para awak mortir harus menutup telinga, atau menggunakan penutup telinya yang memadai agar terhindar dari cacat permanen, terutama jika yang ditembakkan adalah mortir kaliber besar.

Spesifiksi Norinco Mortir 81 mm
– Kaliber: 81 mm
– Diameter laras: 81,04 mm
– Panjang Laras: 148,3 cm
– Kuda-kuda terendah: 80,4 cm
– Kuda-kuda tertinggi: 114,4 cm
– Berat Alat bidik: 0,9 kg
– Kotak alat bidik: 1 kg
– Berat Landasan (baseplate): 15,5 kg
– Berat Laras: 15,5 kg
– Berat bipod: 8,7 kg
– Bobot Mortir lengkap = 40,6 kg
– Tekanan kerja maksimal: 312 m/detik
– Jarak capai maksimal: 5.700 meter
– Jarak capai minimal: 80 – 120 meter
– Tembak cepat: 25 Btr/Menit
– Pembesaran alat bidik: 2,55 kali

No comments: