Friday, November 28, 2014

Tank Tempur Medium Buatan Jerman Marder 1A3



 

 Marder 1A3

Marder 1A3 adalah salah satu varian dari tank medium atau yang lebih tepat disebut sebagai kendaraan tempur infanteri (IFV / Infantry Fighting Vehicle) Marder 1 yang diproduksi oleh perusahaan Rheinmetall Landsysteme.

Sebagai kendaraan tempur infanteri lapis baja, Marder dioperasikan oleh Angkatan Darat Jerman sebagai senjata utama Panzergrenadiere (infanteri mekanik) dari tahun 1970-an sampai saat ini. Hingga sekarang Marder telah terbukti sebagai IFV yang tangguh. Oleh karena itu tidak salah jika Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memilih Marder sebagai bagian dari arsenal tempur TNI. Menurut informasi dari Kemhan RI, penandatanganan kontrak pembelian 50 unit tank Marder 1A3 dan 10 tank pendukungnya dilakukan pada akhir September 2012

Varian pertama Marder mulai dikembangkan pada Januari 1960 dan produksi pertamanya diterima oleh militer Jerman pada tanggal 7 Januari 1971. Produksi kendaraan tempur ini terus berlanjut hingga tahun 1975, tidak kurang dari 2.136 unit Marder telah diproduksi. 

Pada tahun 1975 rudal Milan (rudal anti tank) mulai digunakan pada kendaraan tempur Marder. Tapi saat itu penembakannya masih secara konvesional. Petugas (komandan tank) muncul dari kubah sambil memanggul peluncur rudal Milan lalu menembakan rudal tersebut. Lalu antara tahun 1977 dan 1979 peluncur rudal ini mulai dipasang sebagai bagian dari persenjataan Marder.


Lalu, apa kelebihan yang dimiliki varian Marder 1A3 yang tidak lama lagi akan memperkuat jajaran tempur TNI? 

Program upgrade atau modifikasi peningkatan varian 1A3 dimulai pada tahun 1988. Saat itu ada sekitar 2.100 unit Marder 1A1 dan 1A2 yang akan diupgrade oleh militer Jerman. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan Thyssen-Henschel. Tank Marder yang telah diupgrade menjadi varian Marder 1A3 kembali diterima militer Jerman pada tanggal 17 November 1989. Upgrade tersebut meliputi: 
  1. Penambahan lapisan baja pelindung hingga seberat 1.600 kg untuk melindungi Marder dari tembakan meriam 2A42 kaliber 30 mm dari BMP-2 buatan Rusia.
  2.  Modifikasi pada akses kompartemen personil infanteri.
  3. Suspensi diperkuat, sistem pengereman baru dipasang, gearbox disesuaikan. Sistem pemanas digantikan dengan sistem pemanas berbasis air.
  4.  Modifikasi pada Turret meriam.
  5. Keseluruhan modifikasi tersebut membuat Marder memiliki bobot 35.000 kg.
Varian Marder 1A3 inilah yang merupakan varian terbanyak digunakan oleh Angkatan Darat Jerman.

Sebagai kendaraan tempur, Marder bisa melintasi air hingga kedalaman 1,5 meter. Jika dilengkapi dengan peralatan tambahan, kendaraan tempur ini bisa melintasi air berkedalaman hingga 2,5 meter. Marder menggunakan roda penggerak yang dipasangi trek Diehl dengan bantalan karet. 

Sejak awal kemunculannya hingga saat ini ada beberapa varian Marder yang telah diproduksi. Diantarannya adalah: 
  1.  Marder 1 (1971 -) : Marder 1 dengan Milan: sebuah peluncur rudal Milan memang cocok untuk semua Marder antara 1977 dan 1979.
  2. Marder 1A1 (+) (1979-1982) : Menggunakan 2 meriam otomatis kaliber 20 mm sehingga memungkinkan pengisian amunisi secara bergantian, peralatan penglihatan malam termasuk intensifier gambar dan imager termal. Kapasitas Infanteri dikurangi menjadi lima. Diterapkan pada 674 kendaraan Marder antara tahun 1979 dan 1982.
  3.  Marder 1A1 (-) (1979-1982) : sebagai A1 (+) tanpa imager termal. Sejumlah 350 Marder diupgrade ke varian ini.
  4. Marder 1A1A3 : merupakan upgrade dari varian A1 dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  5. Marder 1A1A sebagai 1 A1 tetapi tanpa peralatan penglihatan malam pasif. Sejumlah 1.112 unit Marder diupgrade ke varian ini.
  6. Marder 1A1A4 : Varian Marder A1A dengan dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  7. Marder 1A1A2: Marder yang dikonversi dari varian A1 dengan turret milik varian A2
  8. Marder 1A1A5: Upgrade varian A1A2 dengan dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  9. Marder 1A2 (1984-1991): Antara tahun 1984 dan 1991, semua Marder milik Jerman diupgrade ke varian A2 ini, modifikasi substansial termasuk suspensi, tangki bahan bakar, sistem pendingin dan air-jet sistem pembersihan. Selain pemasangan sistem peninjauan baru, tak lagi menggunakan peralatan pencari cahaya inframerah. Semua Marder Jerman dilengkapi dengan pencitra termal kecuali untuk lebih dari 674 unit Marder A1 yang memang sudah memiliki perangkat ini.
  10. Marder 1A2A1 : Varian 1A2 dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  11. Marder 1A3 (1988–1998)
  12. Marder 1A4 : Varian 1A3 dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  13. Marder 1A5 (2003-2004) : Tambahan pelindung lapis baja dan renovasi pada interior untuk melindungi personil dari cedera akibat ledakan dan hentakan saat melindas ranjau. Hanya diterapkan pada 74 unit varian 1A3.
  14. Marder 1A5A1 (2010-2011) : Dilengkapi dengan sistem pendingin udara, jammer untuk IED dan multi-spektral kamuflase. Pada bulan Desember 2010 sepuluh unit Marder diupgrade ke varian ini, kemudian dilanjutkan pada 25 unit pada Agustus 2011.
Meskipun telah dioperasikan dalam jumlah besar selama 38 tahun, tank Marder baru memperoleh pengalaman tempur sesungguhnya yang pertama kali saat melindungi sebuah pos tentara Jerman dari serangan gerilyawan Taliban yang berlokasi di Distrik Chahar Dara, provinsi Kunduz, Afghanistan, pada Juli 2009. Aksi Marder pada pertempuran tersebut telah membunuh dan dan melukai puluhan anggota gerilyawan Taliban. Setelah kejadian itu, tank Marder juga beberapa kali terlibat dalam pertempuran.


Spesifikasi IFV Marder 1 :
  • Produsen : Rheinmetall Landsysteme, Jerman
  • Bobot : 28,5 ton (varian 1A1/A2), 33,5 ton (varian 1A3), 37,4 ton (varian 1A5)
  • Panjang : 6,79 m
  • Lebar : 3,24 m
  • Tinggi : 2,98 m
  • Personil : 3 awak tank dan 7 personil infanteri
  • Proteksi : Baja setebal 20 hingga 25 mm
  • Senjata Utama : Meriam otomatis Rheinmetall MK 20 Rh 202 kaliber 20 mm, rudal anti tank MILAN
  • Senjata Tambahan : Senapan Mesin MG3 kaliber 7,62 mm
  • Mesin Penggerak : Diesel MTU MB 833 Ea-500 600 hp (441 kW)
  •  Rasio Tenaga Mesin dan Berat Kendaraan : 21,1 hp/ton
  • Transmisi : RENK HSWL 194
  • Suspensi : Torsion bar
  • Ground Clearance : 0,45 m
  • Kapasitas Tangki BBM : 652 liter
  • Jarak Jangkau : 520 km
  • Kecepatan Maksimum : 75 km/jam (varian 1A2) dan 65 km/jam (varian 1A3)

Tuesday, November 25, 2014

Kapal Perang kelas Spruance ( Spruance Class USA )



Kidd Class dan Spruance Class

Kapal perusak kelas Spruance dikembangkan oleh Amerika Serikat untuk menggantikan sejumlah besar Perang Dunia II yang dibangun Allen M. Sumner - dan Gearing-kelas kapal, dan utama kapal dibangun untuk Angkatan Laut Amerika Serikat pada 1970-an.

Melayani selama tiga dekade, kelas Spruance dirancang untuk mengawal kelompok pembawa dengan misi peperangan melawan kapal selam primer. Pertama menugaskan pada tahun 1975, kelas dirancang dengan tenaga penggerak turbin gas, all-digital sistem senjata, senjata otomatis 5-inci dan rudal jelajah Tomahawk. Daripada memperpanjang masa kelas, Angkatan Laut memilih untuk mempercepat pensiun tersebut. Kapal terakhir dari kelas itu dihentikan pada tahun 2005, dengan contoh yang paling parah adalah hancur sebagai target


Spesifikasi:

Type: Destroyer

Tenaga penggerak / Propulsion :
4 × General Electric LM2500 gas turbines,
2 shafts

Kru Kapal / Complement: 19 officers, 315 enlisted

Sensor dan sistem pengolahan :

· AN/SPS-40 air search radar
· AN/SPG-60 fire control radar
· AN/SPS-55 surface search radar
· AN/SPQ-9 gun fire control radar
· Mk 23 TAS automatic detection and tracking radar
· AN/SPS-65 Missile fire control radar
· AN/SQS-53 bow mounted Active sonar
· AN/SQR-19 TACTAS towed array
· Passive sonar

Peperangan elektronik dan umpan :

· AN/SLQ-32 Electronic Warfare System
· AN/SLQ-25 Nixie Torpedo Countermeasures
· Mark 36 SRBOC Decoy Launching System
· AN/SLQ-49 Inflatable Decoys
· AN/WLR 1 in DD-971 & DD-975.

Persenjataan :

• 2× 5-inch (127mm) 54 calibre Mark 45 dual purpose guns
• 2× 20 mm Phalanx CIWS Mark 15 guns
• 1× 8 cell ASROC launcher
• 1× 8 cell NATO Sea Sparrow Mark 29 missile launcher
• 2× quadruple Harpoon missile canisters
• 2× Mark 32 triple 12.75 in (324 mm) torpedo tubes (Mk 46 torpedoes)
• 2× quadruple ABL Mark 43 Tomahawk missile launchers (some ships of the class)
• 1× 21 cell Rolling Airframe Missile launcher in some ships.

A 61-cell Mark 41 VLS launcher for Tomahawk/ASROC missiles
Aircraft carried: 2 x Sikorsky SH-60 Seahawk LAMPS III helicopters.
Aviation facilities: Flight deck and enclosed hangar for up to two medium-lift helicopter


Friday, November 21, 2014

Pesawat Tempur Hawk Mk.127



 Hawk Mk.127: The Next Level Fighter Trainer
Sosoknya tak jauh beda dengan keluarga besar Hawk Mk.100 yang beredar di dunia. Tapi soal kecanggihan, varian khusus pesanan AU Australia itu punya nilai tersendiri. Inilah salah satu contoh pengadaan mesin perang yang sesuai dengan kebutuhan.

Australia, dimata para produsen senjata dunia dianggap sebagai negara paling teliti dan santai dalam program pengadaan arsenal perang baru. Tak perlu terburu-buru buat menentukan tipe mesin perang yang bakal dibeli.

Bukan hanya sebatas imej belaka, proses penggantian armada jet tempur Dassault Mirage IIIO di era 1970-an bisa jadi contoh. Canberra butuh waktu sepuluh tahun buat memutuskan penempur F/A-18 Hornet sebagai kandidat penerus jet-jet buatan Prancis itu. Kejadian macam tadi bukan hanya berlaku sekali saja. Proses yang cukup memakan waktu juga berlaku saat AB Australia menggelar proyek pesawat peringatan dini, Wedgetail.

Ketika Australia mengumumkan program pengadaan jet latih lanjut canggih (LIFT-Lead In Fighter Trainer) budaya mengulur-ulur waktu tak diterapkan. Dibawah bendera Project Air 5367, program ini rampung hanya dalam tempo tiga tahun sejak pertama kali diumumkan tahun 1993.

Persaingan ketat

Proses pemilihan varian kursi ganda Hawk Mk.100 walau tergolong cepat tetap saja melalui jalan cukup berliku dan diwarnai persaingan ketat antarpabrikan. Ketika proyek dibuka, tercatat sedikitnya 14 produsen jet latih yang ikut mendaftar. September 1994, Canberra memangkas jumlah peserta, menyisakan enam pabrikan untuk meneruskan tawarannya.

Fase selanjutnya giliran tiga peserta yaitu Aero/Elbit L-59F Albatross, Alenia/Aermacchi/Embraer AMX-T dan Dassault/Dornier Alpha Jet ATS, terlempar dari arena. Sisanya, Aermacchi MB339, McDonnell Douglas (kini Boeing) T-45A Goshawk dan BAE System Hawk 100 tetap diperbolehkan bertarung.

Memasuki tahap akhir, barulah Australia mengeluarkan permintaan spesial yang wajib dipenuhi. Pesawat latih harus dilengkapi fasilitas glass cockpit, plus sistem otomatisasi generasi akhir macam HUD (Head Up Display), pengontrol HOTAS (Hands On Throttle and Stick) untuk kondisi kecepatan tinggi dan high-G. Singkatnya AU Australia (RAAF) berkeinginan agar lay-out kokpit pesawat nantinya serupa dan sebangun deangan armada jet tempur F/A-18 maupun pembom F-111.

Canberra memutuskan BAE System dengan Hawk 100 pada 1996. Dalam kontrak yang disepakati 24 Juni 1997, disebutkan bahwa RAAF bakal menerima 34 unit Hawk 100. Dari jumlah itu satu airframe dipakai sebagai platform uji statik. Pembelian jet latih ini menghabiskan dana 850 juta dollar Australia. Sesuai aturan yang ada, varian Hawk pesanan Australia ini diberi kode Hawk Mk.127.


Berhasil meraih proyek lumayan besar tentu saja membuat girang petinggi BAE System. Sebaliknya, bagi para insinyur pabrikan pesawat asal Inggris, proyek ini merupakan awal kerja keras. Sejak diumumkan sebagai pemenang hingga 1999, konsentrasi mereka terfokus pada upaya menciptakan glass-cockpit modern. Bahkan kabarnya lebih maju bila dibandingkan dengan perangkat sejenis yang terpasang pada jet-jet tempur garis depan generasi sekarang.

Beda karakter

Punya cita-cita setinggi langit maka wajar bila konskuensi yang ditanggung juga berat. Terbang pertama kali 16 Desember 1999 di Inggris, kehadiran varian paling canggih Hawk 100 ternyata membuat para petinggi RAAF pening. Tak usah ke soal teknis dulu, masalah penyediaan tenaga instruktur saja sudah cukup merepotkan. Untuk memenuhi kebutuhan pilot-pilot kawakan berkualifikasi Hawk, Canberra mau tak mau mesti mengimpornya dari sejumlah negara asing.

Salah satu pilot asing hasil rekrutan itu adalah Flight Lieutenant (Flt Lt) Charlie Cordy-Hedge. Punya pengalaman terbang 4.500 jam diatas beragam varian Hawk membuat Hedge tahu benar kelebihan dan kekurangan varian Hawk 127. Seperti dijabarkannya dalam Aircraft Illustrated (vol 38, no.3), desain tata letak kokpit Hawk RAAF jauh berbeda dengan varian Hawk Mk 60. Sejumlah komponen avionik tambahan menyulap pesawat sebagai platform pembawa senjata yang cukup mumpuni.

Beralih ke masalah manuver, untuk urusan yang satu ini Hedge mengacungkan dua jempolnya. "Pesawat ini merupakan gambaran dari keselarasan antara kebutuhan dan proyek pengadaan persenjataan baru." Sesuai keinginan RAAF, sumber tenaga pesawat dirancang sedemikian rupa untuk operasi pada ketinggian di bawah rata-rata. Daya dorong statis (static thrust) terasa tak jauh beda bila dibandingkan dengan varian Hawk lain. Tapi output tenaga yang dihasilkan lebih oke. Kombinasi karakter macam ini membuat Hawk 127 tak kepayahan saat melaju pada ketinggian rendah (low level).

Secara kasat mata sosok Hawk 127 tak jauh beda dengan varian Hawk 100 yang diadopsi Malaysia (TUDM) dan Indonesia (TNI AU). Namun bila disimak lebih teliti ada perbedaan pada bentuk sayap utama. Tak hanya itu. Sejumlah kelengkapan tambahan juga diimbuhkan. Sebut saja di antaranya penambahan rel pelontar rudal pada kedua ujung sayap. Selain itu komponen flaps tempur (combat flaps) turut pula dipasang.
Modifikasi sesuai spek yang disyaratkan RAAF tadi pada kenyataanya memang membuahkan hasil positif. "Perubahan berpengaruh pada kecepatan stall pesawat," papar Hedge. Karakter macam ini dinilai mampu mengasah talenta pilot saat melakukan proses recovery. Keuntungan lain, manuver pesawat bisa lebih agresif ketimbang Hawk versi standar saat melakukan simulasi pertempuran udara.

Seperti umumnya pesawat baru, sejumlah kendala teknis juga sempat dihadapi. Pada awal kedatangan, problem pada hidrolik, sistem pengontrol terbang serta keterbatasan suku cadang jadi menu sehari-hari yang kerap dihadapi awak RAAF. "Semua masih dalam batas kewajaran mengingat pesawat ini sebetulnya punya desain (bagian avionik) yang benar-benar baru," ungkap Hedge.


Fungsi ganda

Sampai sekarang RAAF mengoperasikan sedikitnya 33 Hawk 127. Penempatannya dibagi dua. Pertama dibawah naungan No. 76 Squadron di Lanud Williamtown, negara bagian New South Wales. Sisa armada Hawk yang ada ditempatkan di Lanud Pearce, Australia Barat sebagai bagian dari No. 79 Squadron.

Fungsi utama kedua skadron tadi memang melatih calon-calon pilot F/A-18 Hornet maupun F-111. Diluar itu, RAAF juga mematok armada Hawk 127 sebagai elemen bantuan (support role) tembakan udara bagi pergerakan pasukan darat atau armada kapal perang AL. Sekadar tambahan, sesuai perjanjian pertahanan antara Australia dan Selandia Baru, semula fungsi support role berada di tangan armada A-4K Skyhawk AU Selandia Baru. Kesepakatan itu berakhir pada 2001, sejalan keputusan Wellington untuk menjual semua Skyhawk miliknya.

Punya tugas tambahan sebagai elemen tempur tentu saja membutuhkan beberapa persyaratan. Soal daya angkut senjata, misalnya, Hawk 127 dianggap setara Skyhawk. Demikian pula kecepatan terbang pada ketinggian rendah, sudah layak. Satu-satunya kekurangan yang sampai saat ini masih dipikirkan Canberra adalah melengkapi armada Hawk 127 dengan perangkat RWR (Radar Warning Receiver) untuk keperluan support role. Untuk mengatasi itu RAAF masih memakai Pel-Air (varian elektronik Lear Jet) sebagai platform penyedia informasi kala melaksanakan tugas bantuan udara.

Pada prinsipnya Pemerintah Australia mendatangkan Hawk untuk keperluan latih. Bagian jeroan pesawat yang kaya dengan perangkat avionik pesanan spesial plus sedikit modifikasi fisik menyulap pesawat ini jadi combat capable. Seperti diungkapkan pada akhir wawancaranya, Hedge berpendapat, "At the end of the day a Hawk is a Hawk, and not a Hornet". *

Spesifikasi
Dimensi           : Panjang 11,95m;
Tinggi              : 4,08 m;
Rentang sayap : 9,39 m;
Bobot              : 5,4 ton
Kemampuan:
Jarak jangkau : 1.207 km;
Kecepatan       : 1.207 km/jam;
Ketinggian maksimal 50.000 kaki
Persenjataan:
Bom konvensional seri Mk.82,
rudal antipesawat AIM-9M Sidewinder,
kanon Aden kaliber 30 mm

CYBER CRIME



PENGERTIAN CYBER CRIME 

Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll.

Percepatan teknologi semakin lama semakin supra yang menjadi sebab material perubahan yang terus menerus dalam semua interaksi dan aktivitas masyarakat informasi. Internet merupakan symbol material embrio masyarakat global. Internet membuat globe dunia, seolah-olah menjadi seperti hanya selebar daun kelor.  Era informasi ditandai dengan aksesibilitas informasi yang amat tinggi. Dalam era ini, informasi merupakan komoditi utama yang diperjual belikan sehingga akan muncul berbagai network dan information company yang akan memperjual belikan berbagai fasilitas bermacam jaringan dan berbagai basis data informasi tentang berbagai hal yang dapat diakses oleh pengguna dan pelanggan.  Sebenarnya dalam persoalan cybercrime, tidak ada kekosongan hukum, ini terjadi jika digunakan metode penafsiran yang dikenal dalam ilmu hukum dan ini yang mestinya dipegang oleh aparat penegak hukum dalam menghadapi perbuatan-perbuatan yang berdimensi baru yang secara khusus belum diatur dalam undang-undang.
Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime.

PENGERTIAN CYBERCRIME MENURUT BEBERAPA AHLI :

  • Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer” (2013) mengartikancybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.
  • Forester dan Morrison mendefinisikan kejahatan komputer sebagai: aksi kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utama.
  • Girasa (2013) mendefinisikan cybercrime sebagai : aksi kejahatan yang menggunakan teknologi komputer sebagai komponen utama.
  • M.Yoga.P (2013) memberikan definisi cybercrime yang lebih menarik, yaitu: kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.

The U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crime sebagai:“… any illegal act requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution”. Pengertian lainnya diberikan oleh Organization of European Community Development, yaitu: “any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the transmission of data”. Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer” (1989)mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Sedangkan menurut Eoghan Casey “Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that involves computer and networks, including crimes that do not rely heavily on computer“.

Pengertian Cyber crime = computer crime
Pengertian Cybercrime menurut beberapa pakar :

· The U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crime sebagai: "… any illegal act requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution".
· Organization of European Community Development, yaitu: "any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the transmission of data".
·  Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer” (1989) mengartikancybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.
·  Eoghan Casey “Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that involves computer and networks, including crimes that do not rely heavily on computer“.
 


Cyber crime istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke didalamnya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll.
  • Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai alat adalah spamming dan kejahatan terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual.
  • Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai sasarannya adalah akses ilegal (mengelabui kontrol akses), malware dan serangan DoS.
  • Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai tempatnya adalah penipuan identitas. Sedangkan contoh kejahatan tradisional dengan komputer sebagai alatnya adalah pornografi anak dan judi online.
   2.  Karakteristik Cybercrime

 - Ruang lingkup kejahatan
 - Sifat kejahatan
 - Pelaku kehajatan
 - Modus kejahatan
 - Jenis kerugian yang ditimbulkan

§ Jenis-jenis cybercrime berdasarkan motif :
a. Cybercrime sebagai tindak kejahatan murni :
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja,sebagai contoh pencurian, tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau system computer.
b. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu :
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi atau system computer tersebut.
c. Cybercrime yang menyerang individu :
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll
d. Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik) :
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
e. Cybercrime yang menyerang pemerintah :
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror, membajak ataupun merusak keamanan .

Jenis-jenis cybercrime berdasarkan jenis aktivitasnya :
a. Unauthorized Access to Computer System and Service
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting
b. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain,
c. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
d. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.
e. Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
f. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
g. Infringements of Privacy
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
h. Cracking
Kejahatan dengan menggunakan teknologi computer yang dilakukan untuk merusak system keamaanan suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
i. Carding
Adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil maupun non materil.

Jenis-jenis cybercrime berdasarkan sasaran kejahatan :
1.       Cybercrime yang menyerang individu (Againts Person)
jenis kegiatan ini, sasaran serangannya ditjukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.
Contoh : pornografi, Cyberstalking, Cyber-Tresspass.
1.        Cybercrime menyerang hak milik (Againts Property)
Cyber yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain. Beberapa contoh kejahatan ini misalnya pengaksesan computer secara tidak sah melalui dunia cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/pencurian informasi, carding, cybersquatting, hijacking, data forgery dll.
2.        Cybercrime menyerang pemerintah (Againts Government)
Cybercrime Againts Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah. Kegiatan ini misalnya Cyber terrorism sebagai tindakan yang mengancam pemerintah termasuk juga cracking ke situs resmi, pemerintah atau situs militer.