Sunday, January 31, 2016

Pahlawan Nasional Dewi Sartika



Dewi Sartika

Nama Lengkap            : Dewi Sartika
Profesi                         : -
Tempat Lahir               : Cinean
Tanggal Lahir               : Kamis, 4 Desember 1884
Zodiac                         : Sagittarius
Warga Negara             : Indonesia

BIOGRAFI
Dewi Sartika lahir dari pasangan ningrat Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara dengan didikan beraneka ragam budaya, dari didikan budaya sunda hingga didikan barat.
Kegemarannya dalam belajar mengajar dalam hal membaca dan menulis sudah terlihat sejak kecil dengan mempraktikkan bersama anak anak pembantu di kepatihan,Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.


Semakin banyak ilmu yang di gali di masa dewasanya, Dewi Sartika semakin gencar dalam mewujudkan cita citanya dengan bantuan Pamannya Bupati Martanagara untuk mewujudkan cita citanya,salah satu langkah awal dengan mendirikan sekolah di tahun 1902 yang mana di awali dengan pendidikan keterampilan Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu.

Berkembanglah pula ide untuk membuka sekolah perempuan atau Sakola Istri pertama se-Hindia-Belanda pada tahun 16 Januari 1904 setelah Konsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara.Keberhasilan sekolah perempuan Dwi Sartka bisa mencetak lulusan lulusan perempuan bermartabat yang haknya sama dengan kedudukan laki laki.


Sekolah perempuan semakin berkembang dengan pergantian nama menjadi Sekolah Keutamaan Perempuan ( sakolah kautamaan istri ) di tahun ke 10 ( 1914 ),dan di saat perjalanan itu pula menikahlah Dewi sartika dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata di tahun 1906,yang mana pasangan Dewi Sartika adalah suami yang memiliki visi misi yang sama dalam memperjuangkan pendidikan, semakin berkembangnya sekolah perempuan yang didirikan Dewi Sartika, di tahun ke 25 pada bulan september 1929, diadakanlah peringatan pendirian sekolah yang mana sekaligus berganti nama menjadi Sakola Raden Dewi.

Dengan keberhasilan perjuangan Dwi Sartika,tercetuslah seorang anak bangsa tokoh pejuang wanita dari bandung yang membela hak kaum wanita dalam urusan pendidikan.
Dewi wafat pada 11 September 1947. Sebelumnya Dewi Sartika ikut mengungsi bersama-sama para pejuang yang terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan dan disaat itu Setelah terjadi Agresi militer Belanda tahun 1947.


PENGHARGAAN
  •  Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI no 152/1966

Saturday, January 30, 2016

KRI KELAS BUNG TOMO



KRI Kelas BUNG TOMO

Kapal Perang Bung Tomo class adalah Kapal Perang patroli lepas pantai bertipe korvet. Kapal perang ini awalnya dibangun untuk Angkatan laut kerajaan Brunei namun tidak jadi dibeli karena alasan tertentu. Tiga kapal tersebut dibuat oleh BAE Systems Inggris. Kapal-kapal kelas Bung Tomo dipersenjatai dengan rudal anti kapa MBDA Exocet Blok II dan rudal Seawolf MBDA untuk pertahanan udara. Meriam utama adalah Melara Oto 76mm;. Kapal juga membawa dua tabung torpedo, dua senjata 30mm yang bisa dikendalikan dari jarak jauh serta menyediakan tempat bagi satu helikopter.

Sistem senjata dan elektronik ketiga korvet kelas Bung Tomo lebih ini lebih hebat daripada korvet Sigma Indonesia. Anti-udaranya telah menggunakan peluru kendali Seawolf. Sementara Sigma Indonesia masih menggunakan Mistral. Korvet kelas Bung Tomo juga dilengkapi sensor anti kapal selam (Thales Underwater Systems hull-mounted sonar), serta piranti canggih lainnya: Radamec electro-optic weapons director , Thales Sensors Cutlass countermeasures dan Scorpion radar jammer. 7 korvet modern yang bergerak dengan sistem terintegrasi, tentu akan menjadi mesin perang yang mematikan. Belum lagi jika dikombinasikan dengan fregat kelas Van Speijk. Formasi tempur kapal Indonesia akan semakin beragam.
 KRI Jhon Lie dan KRI Usman Harun
Perbedaan mencolok adalah, Korvet/ Light Frigat kelas Bung Tomo memiliki bobot 1940 ton, sementara korvet sigma lebih ringan, yakni 1692 ton. Bobot yang lebih berat membuat kecepatan jelajah Nakhoda Ragam turun menjadi 22km/jam. Sementara korvet Sigma melaju dengan kecepatan jelajah 33km/jam, untuk jarak 6700 km.
Korvet kelas Bung Tomo telah dilengkapi Nautis II command and weapons control. Nautis II merupakan piranti multifungsi untuk berhadapan dengan ancaman: udara, permukaan dan laut. Data/ informasi disuplai oleh berbagai sensor dan sistem senjata, untuk dimunculkan ke War-Room, seperti navigasi, target tracking, ancaman, alokasi senjata dan weapons control functions. Kemampuan kapal ini hampir sama dengan Light Frigate Lekiu Class Malaysia. Hanya saja Lekiu memiliki hanggar helikopter.
Persenjataan
Namun jika dilihat dari jenis persenjataan dan sistem elektroniknya, Light Frigate kelas Bung Tomo sangat siap untuk bertempur.
Persenjataan yang diusung:
• 2 x 4 MBDA Exocet MM40 Block II missile launcher.
• MBDA Seawolf surface-to-air missile.
• 1 x Oto Melara 76mm gun.
• 2 x MSI Defence DS 30B REMSIG 30mm guns
• 2 x 3 324mm torpedo tubes BAE Systems.
• Thales Sensors Cutlass 242 countermeasures. Rudal Exocet MM40 Block II (tenaga roket) bisa dikonversi menjadi Block III (tenaga jet), sehingga jangkuannya mencapai 180 km, dibandingkan Block II hanya 75 km.

Radar dan Alat Sensor:
• Radamec 2500 electro-optic weapons director.
• Thales Underwater Systems TMS 4130C1 hull-mounted sonar.
• BAE Sys Insyte AWS-9 3D E & F-band air & surface radar.
• BAE Insyte 1802SW I/J-band radar trackers.
• Kelvin Hughes Type 1007 navigation radar.
• Thales Nederland Scout radar for surface search.
• 1 Helikopter sekelas S-70B Seahawk



Wednesday, January 27, 2016

Pahlawan Nasional Adam Malik




Nama Lengkap : Adam Malik
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pematangsiantar, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : Kamis, 22 Juli 1971
Zodiac : Cancer

BIOGRAFI 

Adam Malik Batubara atau yang biasa dikenal dengan nama kecil Adam Malik adalah mantan Menteri Indonesia yang pernah menjabat di beberapa Departemen, antara lain menjadi Menteri Luar Negeri. Adam Malik juga pernah diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga. Adam Malik yang lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada tanggal 22 Juli 1917 tersebut merupakan putra ketiga dari sepuluh anak pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar.

Sejak kecil Adam Malik gemar sekali menonton film koboi, membaca, dan fotografi. Dia menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pematangsiantar. Setelah menyelesaikan sekolahnya di HIS, Adam kemudian melanjutkan di Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi. Namun baru satu setengah tahun berjalan, Adam Malik memutuskan untuk pulang ke kampung dan membantu orang tuanya berdagang.

Sejak usianya yang masih belia, semangat Adam Malik dalam memperjuangkan kemerdekaan negara telah bergelora. Ketika usianya baru menginjak belasan tahun, dia pernah ditahan polisi dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul. Pada usia 17 tahun, Adam Malik telah dipercaya untuk menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar sejak tahun 1934 hingga tahun 1935. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa yang semakin besar mendorong Adam Malik untuk akhirnya pergi merantau ke Jakarta. Di kota inilah, Adam Malik kemudian mulai merintis karirnya sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan.

Adam Malik secara aktif mengikuti beberapa pergerakan nasional antara lain turut andil dalam pendirian kantor berita Antara di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kala itu, Adam Malik kemudian ditunjuk untuk menjadi redaktur merangkap wakil direktur. Selain bekerja untuk kantor berita Antara, Adam Malik juga menulis artikel untuk beberapa koran salah satunya yakni koran Pelita Andalas dan majalah Partindo. Pada tahun 1934, dia dipercaya untuk memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan dan pada tahun 1940 dia diangkat menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.

 
Sejak tahun 1945, Adam Malik menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Bersama rekannya yang lain, Adam Malik terus bergerilya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menjelang kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, dibantu tokok pemuda yang lain, dia pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia danemi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, dia juga menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta.

Setelah Indonesia merdeka, Adam Malik semakin aktif di beberapa kegiatan organisasi. Dia menjadi salah satu tokoh pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, serta anggota parlemen. Tidak hanya dalam lingkup nasional, karir Adam Malik secara internasional juga mulai terbangun. Ini dimulai ketika dirinya diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Sovyet dan negara Polandia. Pada tahun 1962, Adam Malik ditunjuk untuk menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat. 

Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Pada tahun 1964, Adam Malik dipercaya untuk mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB. Pada tahun 1966, kariernya semakin gemilang ketika dirinya diminta menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II. Setelah sekian lama mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, Adam Malik Batubara menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung pada tanggal 5 September 1984 karena kanker lever. 

 
Atas jasa-jasanya, Adam Malik dianugerahi berbagai macam penghargaan, di antaranya adalah Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971, Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998.

PENDIDIKAN
  • Hollandsch-Inlandsche School  Pematangsiantar
  • Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi,
KARIR
  • Wakil Presiden Republik Indonesia
  • Ketua DPR/MPR
  • Menteri Luar Negeri Indonesia
  • Duta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk Uni Soviet dan Polandia
  • Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin
PENGHARGAAN
  • Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971
  • Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973
  • Pahlawan Nasional pada tahun 1998

Sunday, January 24, 2016

Tank Tempur Medium M2 USA



M2 Medium Tank

M2 medium tank adalah hasil pengembangan dari M2 light tank. M2 medium tank mulai dikembangkan pada tahun 1939 dan diproduksi sebanyak 112 unit oleh Rock Island Arsenal, 18 unit varian M2 dan 94 unit varian M2A1.
Amerika Serikat bisa dikatakan tertinggal dalam pengembangan tank pada masa-masa awal Perang Dunia II. Satu-satunya medium tank mereka ketika pecah Perang Dunia II adalah M2. Dikembangkan dari tank ringan M2, medium tank M2 dilengkapi dengan turret yang sama dengan turret yang digunakan pada tank ringan M3 Stuart. Selain meriam M3 kaliber 37mm sebagai senjata utama, medium tank M2 juga dipersenjatai dengan tujuh pucuk senapan mesin ringan Browning M1919A4 kaliber 0.30. Bahkan masih tersedia dua posisi senapan mesin untuk keperluan anti serangan udara, sehingga total tank ini dipersenjatai dengan sembilan pucuk senapan mesin.
 

Desain M2 sendiri bisa dikatakan sudah ketinggalan jaman, bahkan sebelum tank ini memasuki tahap produksi. Secara teknologi bahkan M2 sudah ketinggalan jaman dibandingkan dengan medium tank pada awal Perang Dunia II seperti Panzer III dan Somua S-35. Walaupun pada tahun 1940 Amerika Serikat berencana untuk memproduksi 1.000 unit tank M2, namun pada akhirnya hanya 112 unit tank M2 yang diproduksi.
Tank M2 tidak pernah digunakan dalam pertempuran. Namun tank ini beperan besar sebagai tank latih, terutama pelatihan dasar awak tank seiring dengan pengembangan pasukan lapis baja AS pada tahun 1942-1944. Desain tank M2 sendiri kemudian dikembangkan menjadi medium tank M3.


M2A1 Medium Tank
Crew : 6
Armament : 1 x 37mm M5 gun (200 rounds), 7 – 9 x 0.30 cal. Browning M1919A4 machine guns (12, 250 rounds)
Length : 5.38 m
Width : 2.62 m
Height : 2.86 m
Combat weight : 21,337 kg
Engine : 1 x 400 hp Wright R975EC2 petrol engine
Maximum road speed : 43 km/h
Range : 209 km