Tuesday, August 28, 2018

Kendaraan Tempur TOR M2 Rusia



Tor M2 Surface-to-Air Missile (SAM) System

Tor M2 adalah sistem rudal permukaan ke udara (SAM) yang sepenuhnya otomatis. Sistem ini diproduksi oleh Almaz-Antey ini Izhevsk Electromechanical Plant Kupol, untuk memberikan pertahanan udara efektif dalam lingkungan keras.
Sistem rudal udara jarak pendek  ini dapat melawan berbagai sasaran termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV), peluru kendali, rudal jelajah, pesawat, helikopter dan senjata presisi tinggi yang terbang sangat rendah hingga ketinggian menengah.

Tor-M2  diproduksi dalam tiga varian. Tor-M2E adalah versi ekspor didasarkan pada chassis tracked, Tor-M2E yang terpasang pada chassis roda dan  Tor-M2KM yang dirancang untuk secara bersamaan menghancurkan empat target udara.
Sistem rudal Tor-M2 dapat beroperasi 24 jam sehari, dalam segala kondisi cuaca. Hal ini dapat digunakan dalam misi tempur di kondisi udara dengan jamming berat.

Tor-M2 secara bersamaan dapat terlibat hingga 48 target. Senajta ini memiliki kemampuan untuk bertukar data radar dengan kendaraan lain. Sistem ini dapat menghancurkan target bergerak  dalam kisaran 12 km dan pada ketinggian dari 10m ke 1.000 m.

Berikut penulis akan berbagi beberapa gambar system pertahanan udara TOR M2 dari internet :














Friday, August 24, 2018

Kapal Perang Destroyer kelas Skoryy Indonesia



KRI (RI) Siliwangi

Indonesia pernah memiliki kapal perang jenis perusak (destroyer) Skoryy Class yang pernah dimiliki TNI AL (ALRI) ini pernah menorehkan kisah sejarah perkembangan alutsista di Tanah Air, di jaman Indonesia dipandang sebagai kekuatan militer terbesar di Asia Selatan.

Dirunut dari keberadaanya, Indonesia patut berbangga pernah mengoperasikan Skoryy Class, pasalnya kapal perang ini merupakan destroyer pertama yang dibuat Uni Soviet pasca berakhirnya Perang Dunia II. Dan hebatnya, yang dipercaya memiliki Skoryy Class hanya tiga negara di luar Uni Soviet, yakni Indonesia, Mesir dan Polandia. Indonesia mendapatkan ‘jatah’ Skoryy Class terbanyak, ada yang menyebut tujuh atau delapan unit destroyer ini pernah digunakan ALRI. Sementara Mesir mendapatkan enam unit dan Polandia memperoleh dua unit untuk Armada Laut Baltik.

Di tangan Indonesia, Skoryy Class dikenal juga sebagai Siliwangi Class, karena kapal pertama yang beroperasi adalah KRI (d/h RI) Siliwangi 201. Merujuk ke asal usulnya, Skoryy Class berasal dari Project 30bis. Dirancang dari basis destroyer Ognevoy class, Skoryy Class hadir dengan kemampuan yang ditingkatkan, selain sensor dan persenjataan, Skoryy Class digadang mampu berlayar lebih lama di lautan lepas. Total 70 unit Skoryy Class yang berhasil diproduksi pada periode 1949 – 1953. Dibangun dengan sistem modular, menjadikan proses pembangunan Skoryy Class relatif cepat pada saat itu.


Pada awal 1950, AL Uni Soviet melakukan sejumlah modernisasi pada Skoryy Class, diantaranya dengan pemasangan kanon penangkis serangan udara baru, mortir anti kapal selam, radar dan sensor baru, dan pelepasan satu rangkaian peluncur torpedo untuk mempeluas ruang akomodasi tambahan dan instalasi persenjataan baru.

Lini persenjataan Skoryy Class terdiri dari dua unit meriam utama kaliber 130 mm yang ditempatkan pada haluan dan buritan. Untuk penangkis serangan udara, terdapat dua pucuk kanon kaliber 85 mm dan tujuh pucuk kanon kaliber 37 mm. Untuk menghadapi kapal selam, Skoryy Class mengandalkan dua peluncur torpedo 533 mm, dimana pada masing-masing peluncur terdiri dari lima tabung torpedo. Tak hanya itu, rangkaian bom laut (depth charge) sebanyak 52 unit siap dilepaskan. Bahkan kapal perusak ini juga dapat membawa 60 unit ranjau laut yang siap ditebarkan.

Pada fase modernisasi yang dijalankan pada awal 1950-an, satu peluncur torpedo dilepaskan, kemudian dipasang sepucuk kanon 57 mm dan instalasi roket anti kapal selam RBU-2500. Dalam konteks saat ini, TNI AL kembali mengoperasikan roket anti kapal selam buatan Uni Soviet, yakni RBU-6000 yang terpasang sebagai senjata di anjungan pada korvet Parchim Class.

Kapal perang ini dilengkapi dua mesin turbin, Skoryy Class sanggup melesat dengan kecepatan yang fantastis untuk ukuran destroyer, yakni 36,5 knots. Meski penggunaan mesin turbin terbilang boros biaya, namun dipercaya kecepatan yang tinggi digunakan untuk peran mengejar dan menghancurkan keberadaan kapal selam lawan.

 
Dikutip dari Wikipedia.org, meski Skoryy Class adalah buatan Uni Soviet, namun yang diterima Indonesia melewati jasa dagang Polandia. Kedatangan Skoryy Class di Indonesia dimulai pada periode 1959 – 1964. Belum diketahui secara persis, sampai tahun berapa TNI AL mengoperasikan Skoryy Class, pasca penugasan dalam Operasi Trikora, debut destroyer ini tak banyak terdengar. AL Uni Soviet sendiri resmi mengakhiri bakti destroyer ini pada 1984.

Beberapa yang bisa ditelusuri, seperti KRI Siliwangi sebelumnya adalah Volevoy yang tergabung dalam Armada Pasifik Uni Soviet, KRI Sultan Iskandar Muda sebelumnya Bezzavetnyi dari Armanda Laut Hitam, KRI Brawidjaja sebelumnya adalah Bezzhalostnyi juga dari Armada Laut Hitam, KRI Sawunggaling sebelumnya adalah Vnezapnyi dari Armada Pasifik, KRI Sisingamangaraja sebelumnya adalah Vyrazitelnyi juga dari Armada Pasifik.

Dalam sejarah kapal perang TNI AL, Skoryy Class adalah kapal perusak kedua yang pernah dioperasikan, setelah sebelumnya TNI AL pernah menggunakan destroyer eks AL Belanda, KRI Gadjah Mada.



Spesifikasi KRI Siliwangi Skoryy Class :
Kapasitas : 2.353 ton (standard)/ 3.115 ton (full load)
Panjang : 120,5 meter
Lebar : 12 meter
Tinggi serat air : 3,9 meter
Penggerak : 2 shaft geared turbines, 3 boilers 60,000 shp (44,742 kW)
Keceatan : 36,5 knots (67,6 km/h)
Jangkauan : 7.556 km at 16 knots
Awak kapal : 286 Orang
Sensor dan radar : Gyus-1, Ryf-1, Redan-2, Vympel-2
Sonar : Tamir-5h

Thursday, August 23, 2018

Kapal Perang TNI AL KRI Untung Suropati (372) Indonesia



Korvet Class Parchim.

KRI Untung Suropati merupakan salah satu kapal perang Republik Indonesia dari jenis Korvet Class Parchim, Kapal ini merupakan salah satu dari 39 unit kapal bekas pakai Angkatan Laut Jerman yang dibeli pada saat pemerintahan Orde baru tahun 1993.

Sebelum bergabung dengan Armada Laut TNI AL, kapal ini telah mendapatkan modifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM supaya bisa melaksanakan tugas patroli yang lebih lama. KRI Untung Suropati merupakan salah satu unsur armada yang berada di jajaran Armada Kawasan Timur TNI AL, Kapal ini menggunakan nomer lambung 872.

KRI Untung Suropati 872 adalah kapal yang didesain sebagai kapal pemburu kapal selam di perairan dangkal. Untuk peralatan tempur, kapal ini dipersenjatai dengan rudal SA-N-5 SAM/Strela sebagai senjata pertahanan udara, dan untuk persenjataan anti kapal permukaan dan bawah air.

KRI Untung Suropati dilengkapi 2 set Roket RBU-6000 dan juga 4 x Torpedo.

 
Spesifikasi KRI Untung Suropati 872 Data Kapal Berat benaman : 793 ton (standar), 854 ton (beban penuh) Panjang : 75,2 meter Lebar : 9,78 m Draft : 2,65 m Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp Kecepatan : 24,7 knot Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot Awak kapal : 62 orang Sonar dan Radar Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob Persenjataan dan Elektronik 2 x SA-N-5 SAM/Strela 2 x 57 mm gun ( 1x2 ) 2x30mm gun ( 1x2 ) atau 1 x AK-630 2 x RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam 4 x 400 mm tabung torpedo 60 x ranjau Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL. ( dari : https://www.kaskus.co.id )


Berikut penulis akan berbagi beberapa foto KRI Untung Suropati yang beredar di internet : 








Wednesday, August 22, 2018

Pistol MAG 4 Pindad Indonesia



Pistol MAG 4 Pindad

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri strategis PT Pindad (Persero) telah memproduksi berbagai perlengkapan militer dan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Dari lini produksinya di Bandung, Jawa Barat, Pindad yang berdiri pada 1983 itu juga menghasilkan senjata laras panjang, senjata genggam, pistol, dan lainnya.

Secara fisik, MAG 4 memiliki panjang 190 mm, tinggi 136 mm, dan berat 910 gram dalam keadaan kosong/tanpa peluru yang berada di magasin. Tingkat akurasi tembakan berada pada jarak 15 meter dengan menggunakan peluru tipe MU-1TJ alias peluru tajam.

 
"Senjata MAG 4 sudah mendapatkan beberapa kali revisi dari Polri, antara lain serration atau garis-garis yang mempermudah pengguna untuk mengokang pistolnya. Kemudian bentuk dari slide senjata MAG 4 buatan Pindad terlihat sangat keren dan kekinian," kata Divisi Humas Polri.

Warna senjata dilabur dengan warna gurun (tan) dan handgrip berwarna hitam.






"Tidak hanya dalam penampilan yang terlihat keren, tetapi dalam penggunaannya juga diberikan beberapa kelebihan, seperti pada bagian bawah laras dilengkapi dengan rail yang dapat digunakan untuk memasang infrared dan senter, pada bagian pejera senjata sudah menggunakan standar internasional, yaitu post and notch, yang bisa digeser ke kanan dan kiri untuk menyesuaikan dengan arah, kecepatan, dan kekuatan angin," ujar Divisi Humas Polri.