Sunday, August 19, 2018

Radar Pengendali Tembakan TR-47C KRI Kelas Clurit TNI AL



Radar TR-47C

KRI kelas Clurit mempunyai kesan tersendiri dalam gelaran alutsista nasional, pasalnya inilah jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL yang pertama kali dipasangi kanon CIWS (Close In Weapon System), maklum adopsi CIWS hingga kini masih langka di armada kapal perang TNI AL. Selain kanon CIWS enam laras, senjata utama pada Clurit Class adalah dua peluncur rudal anti kapal C-705.
KRI kelas Clurit yang dibangun dari platform PC-40 menjadi momentum penting adopsi KCR yang diproduksi di dalam negeri. Kombinasi CIWS enam laras dan keberadaan rudal anti kapal menjadi suguhan senjata terbaru yang sebelumnya belum pernah dikenal TNI AL. Dua unit Clurit Clas, yakni KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 kini telah dilengkapi kanon CIWS NG-18 kaliber 30 mm. Sebagai informasi, NG-18 tak lain adalah varian dari kanon AK-630M asal Rusia yang diproduksi secara lisensi oleh Norinco, manufaktur alutsista dari Cina. NG-18 hanya mengalami modifikasi pada desain kubah yang lebih modern.
Dengan kanon CIWS buatan Cina, plus rudal anti kapal C-705 yang juga produksi Negeri Tirai Bambu, maka bisa ditebak combat management system yang diadopsi juga berasal dari Cina. Dan karena KRI kelas Clurit tergolong penuh senjata canggih, maka diperlukan dukungan sistem sensor dan radar yang dapat menyesuaikan dengan fungsi senjata. Bersamaan dengan instalasi kanon CIWS NG-18 di KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642, turut juga dipasang radar pengendali tembakan TR-47C dan radar searching SR-47AG.


TR-47C bisa disebut sebagai elemen vital pada moda operasi kanon NG-18, tanpa radar ini maka kanon tak dapat difungsikan secara optimal. TR-47C dilengkapi dengan built in electro optical sensor berupa TV dan infra red tracker. Radar ini beroperasi di frekuensi J band pada rentang 15.7 dan 17.3 Ghz. Janngkauan penjejakan radar ini ditaksir hingga radius 9 Km. Sementara dari sisi kanon NG-18, daya tembaknya digadang maksimum hingga 4.000 meter dan jarak tembak minimum 500 meter. NG-18 (AK-630) dengan kecepatan tembak 4.000 – 5.000 proyektil per menit, dipercaya sanggup mematahkan serangan dari rudal anti kapal.



Selain radar TR-47C, di puncak menara kapal terdapat radar intai SR-47AG, radar ini dapat mendeteksi sasaran di udara dari jarak 40 Km dan deteksi sasaran pada permukaan sejauh 25 Km. Pada saat diluncurkan pada medio tahun 2011 – 2012, baik KRI Clurit 641.
Selain KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642, keluarga besar Clurit Class terdiri dari KRI Beladau 643, KRI Alamang 644, KRI Surik 645, KRI Siwar 646, KRI Parang 647, dan KRI Tereparang 648. Keenamnya secara bertahap akan diubah untuk menggunakan CIWS NG-18.



No comments: