Tuesday, February 25, 2014

Pahlawan Nasional



I Gusti Ketut Jelantik


Nama Lengkap : I Gusti Ketut Jelantik
Alias                  : Ketut Jelantik
Profesi               : -
Agama               : Hindu
Tanggal Lahir   : 0000-00-00
Warga Negara  : Indonesia

Istri   : I Gusti Ayu Made Geria, I Gusti Ayu Kompyang, Gusti Biyang Made Saji, Jero Sekar
Anak : I Gusti Ayu Jelantik, I Gusti Ayu Made Sasih, I Gusti Bagus Weda Tarka

 
BIOGRAFI 

I Gusti Ketut Jelantik adalah pahlawan nasional Indonesia. Dia mendapatkan penghargaan berupa gelar Pahlawan Nasional menurut SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993 karena memang layak disematkan pada  berkat usahanya yang tetap teguh membela tanah kelahiran atas kekuasaan Belanda kala itu.
Berawal dari hak hukum Tawan yang menyatakan bahwa kapal dari pemerintah manapun apabila bersandar maupun terdampar di wilayah perairan Bali maka menjadi milik kerajaan Bali. Saat itu, pemerintah Belanda menolak dengan adanya hak Tawan yang sudah barang tentu merugikan pihaknya. Kapal dagang Belanda terdampar di daerah Prancak, Jebrana yang merupakan wilayah dari kerajaan Buleleng disita oleh kerajaan Buleleng yang membuat pemerintah Belanda meradang. Tak setuju dengan adanya peraturan hak Tawan yang mengakibatkan kapalnya terkena Tawan Karang, pemerintah Belanda menuntut untuk penghapusan hukum tersebut dan menyarankan agar pihak kerajaan Buleleng mengakui kekuasaan Belanda di Hindia Belanda.

Tuntutan yang bagi patih kerajaan Buleleng, Ketut Jelantik, sangat meremehkan tersebut akhirnya ditanggapi dengan sikap meradang. Ia bahkan bersumpah selama hidupnya tidak akan pernah tunduk pada kekuasaan Belanda demi apapun alasannya. Suami dari I Gusti Ayu Made Geria ini lebih memilih untuk berperang dibandingkan mengakui kedaulatan dan kekuasaan pemerintah Belanda.

Memilih jarang peperangan. Begitulah tindakan berani Ketut Jelantik dalam menghadapi pemerintah Belanda. Pada tahun 1943, ketika pemerintah Belanda berhasil meminta persetujuan beberapa raja dari kerajaan-kerajaan Bali untuk menghapuskan hak hukum Tawan dan mengakui kekuasaan Belanda, kerajaan Buleleng tetap pada pendiriannya.

Mereka menolak untuk menghapuskan perjanjian yang bagi Ketut Jelantik akan merugikan warganya. Karena penolakan itulah akhirnya pecah perang yang terjadi antara Buleleng dan Belanda pada tahun 1846 yang menghasilkan kekalahan dari pihak Buleleng. Istana Buleleng berhasil dikuasai Belanda yang membuat raja Buleleng dan patihnya melarikan diri ke daerah Jagaraga.
Kurang puas hanya merebut istana Buleleng, Belanda mengejar Ketut Jelantik dan raja ke daerah Jagaraga. Di sana, ayah dari tiga anak ini bersembunyi di benteng-benteng pertahanan yang dibuatnya bersama dengan para prajurit. Siasat perang yang menyatakan bahwa daerah benteng mempunyai bentuk bangunan yang sulit dijangkau oleh meriam, Ketut Jelantik memilih untuk bertahan dan menyusun strategi perang. Benar saja, keteguhan sikap yang menolak adanya penghapusan hak hukum Tawan nyatanya mengantarkan Buleleng pada peperangan yang cukup sengit.


Peperangan yang meletus pada bulan Juni 1848 ini tak hanya melibatkan tentara Belanda, tapi juga kerajaan-kerajaan yang berhasil diberdaya Belanda untuk tunduk kepada Belanda. Berhasil memukul mundur tentara Belanda pada perang Jagaraga I, pasa tahun 1849 Belanda kembali menyerang wilayah Jagaraga. Dengan pengalaman strategi yang pernah dipelajari, maka pada 16 April 1849, akhirnya Buleleng jatuh ke tangan Belanda.
 

Kalah dalam berperang, Ketut Jelantik melarikan diri ke pegunungan Batur Kintamani. Di sana, ia bertahan di perbukitan Bale Pundak sampai akhirnya gugur dalam perjuangan ketika Belanda mengetahui gerak geriknya dan berhasil mengepungnya. Berkat usahanya yang gigih dalam mempertahankan tanah kelahiran, Ketut Jelantik berhak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional menurut SK tahun 1993. Penghargaan tersebut sepadan dengan pengorbanannya.


 

Sunday, February 16, 2014

Down Grade Koneksi USB

Cara Merubah USB 2.0 Menjadi USB 1.0


Kalian mendapat masalah dengan tidak mau koneknya usb modem atau usb wireless adapter setelah diberikan kabel perpanjangan di atas 5 meter ....?
Ada sedikit solusinya gan ? 
Dengan cara mengubah koneksi usb anda yang awalnya 2.0 menjadi 1.0 
Adapun cara atau pengaturannya akan saya jelaskan 
 
Cara merubah settingan Dari USB 2.0 menjadi atau ke USB 1.0 biasanya dilakukan untuk melakukan perpanjangan kabel usb (contoh untuk memasang modem 3G supaya dapat sinyal yg lebih baik) Caranya bisa dengan setting lewat bios , namun tidak di semua komputer ada settingan untuk merubah usb 2.0 ke usb 1.0 di bios , contohnya di komputer saya sendiri tidak ada settingan tersebut di bioscara lain untuk merubah settingan usb 2.0 ke usb 1.0 adalah sebagai berikut :

klik kanan My Computer yg ada di desktop > klik propertis > klik hardware > Pilih device manager > Cara merubah settingan Dari USB 2.0 menjadi atau ke USB 1.0 , bisasanya dilakukan untuk melakukan perpanjangan kabel usb (biasanya untuk modem supaya dapat sinyal yg lebih baik) . bisa dengan setting lewat bios , namun tidak di semua komputer ada settingan untuk merubah usb 2.0 ke usb 1.0 di bios , contohnya di komputer saya sendiri tidak ada settingan tersebut di bios .cara lain untuk merubah settingan usb 2.0 ke usb 1.0 adalah sebagai berikut :

klik kanan My Computer yg ada di desktop > klik propertis > klik hardware > klik device manager > klik universal Serial Bus Controllers >
pilih USB2 Enhanced Host Controller dan klik kanan terus disable > restat komputer

Semoga bermanfaat ....? jangan lupa di like ya 

Monday, February 3, 2014

Suku Dayak



Suku Dayak - Kalimantan

 
Dayak atau Daya (ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah kumpulan/federasi dari berbagai subetnis Austronesia yang dianggap sebagai pendatang awal yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya. Suku bangsa Dayak terdiri atas enam Stanmenras atau rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. (WIKIPEDIA INDONESIA)



PERSENJATAAN
Sumpit


 
sipet-peluru-dan-wadahnya.
Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 – 2,5 meter, ditengah-tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ – ¾ cm yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek). Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.

TNI Menggunakan Sumpit Dayak

Lonjo/Tombak

Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.

Telawang/Perisai


Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.

Mandau


Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat.Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda dengan parang, mandau memiliki ukiran – ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.

Dohong



Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basir.