2S4
Tyulpan self-propelled
Pada tahun 2017 perusahaan
Uraltransmash Rusia, anak perusahaan Uralvagonzavod, telah memamerkan 2S4
Tyulpan self-propelled yang diupgrade
dengan sistem dan sistem komunikasi baru. Hal ini menunjukkan senjata yang
dikenal sangat menghancurkan itu ditarik lagi dari gudang penyimpanannya.
Self-propelled unik ini telah
lama berada dalam cadangan. Jumlah pasti yang diupgrade dirahasiakan, namun proyek ini telah dimulai sejak tahun 2016.
2S4 Tyulpan self-propelled mortar
adalah senjata efektif dan mengerikan
yang dalam 10 tahun terakhir tidak lagi digunakan militer Rusia. Sebanyak 420
senjata ini diperkirakan masih disimpan.
2S4 Tyulpan (Tulip) yang menjadi
sistem mortar terbesar dengan kaliber 240
milimeter yang melampaui pesaingnya dari Barat dan bisa membawa mortar
dengan hulu ledak high-explosive, incendiary, guided, cluster, neutron dan
bahkan nuklir. Jarak serang bisa mencapai sekitar 20 km.
Self-propelled heavy mortar
carriers dioperasionalkan oleh hampir semua angkatan darat modern. Dipasang
pada kendaraan lapis baja ringan, senjata ini dapat memberikan pemboman berat
dan cepat dengan shell 120 milimeter.
Pertanyaannya kenapa
mempekerjakan mortar raksasa dengan kisaran yang relatif pendek? Ada sejumlah
jawaban dari pertanyaan itu. Pertama
digunakan untuk menghancurkan benteng dan posisi defensif yang keras. Benteng
Israel di Dataran Tinggi Golan dan Terusan Suez, gua mujahidin di Afghanistan,
dan bandara yang dipertahankan oleh Angkatan Darat Ukraina semuanya telah
terkena mortir M240.
Jawaban kedua adalah untuk
menghancurkan kota. Bangunan apartemen di Grozny, Beirut dan Homs telah menjadi
korban dari senjata ini.
Dengan berat 30 ton 2S4 yang
membawa mortar berat M240 dipasang pada chassis kendaraan tracked GMZ yang digunakan dalam berbagai sistem senjata
self-propelled lainnya. Memiliki sembilan awak (empat operator kendaraan dan
lima penembak) dilindungi hingga dua puluh milimeter lapis baja yang akan mampu
mengadang serangan senjata kecil dan pecahan mortar. Setiap tembakan membuat
seluruh kendaraan seperti lonceng raksasa.
Kendaraan ini dapat menembakkan
proyektil F864 221 pound yang memiliki daya ledak tinggi. Dengan dibantu roket
proyektil bisa menjangkau hingga dua
puluh kilometer. Namun, tingkat tembakan M240 hanya satu tembakan per menit.
Tidak seperti tembakan dari
howitzer, mortir terjun ke bawah pada lintasan vertikal sehingga efektif untuk
melintas dinding benteng, di sisi yang
jauh dari pegunungan dan menusuk melalui atap bangunan.
Mortir M240 dapat menembakkan
berbagai tembakan dengan tujuan khusus. Concrete-piercing shells dirancang
untuk menghancurkan bunker, sementara proyektil pembakar Sayda untuk membakar
bangunan. Sebuah shell 3B11 nuklir juga ada. 2S4 ditempatkan di brigade artileri
nuklir tingkat tinggi selama Perang Dingin.
Baru-baru ini, di Suriah
teridentifikasi keberadaan mortar M240
yang menembakkan amunisi tandan. Sebuah 3O8 Nerpa shell cargo diidentifikasi menghantam sebuah
sekolah di sesi di pinggiran kota Damaskus.
2S4 juga dapat menembakkan
Smel’chak (Daredevil) shell 276-pound, yang dipandu oleh laser yang
terpisah. Sedikit informasi di
Afghanistan menggambarkan menggunakan Smel’chak untuk menjatuhkan morir tepat
di atas dinding benteng dan pintu masuk gua yang diperkuat.
Tembakan Daredevil menawarkan
kemampuan yang signifikan untuk mencapai target poin setelah satu atau dua
tembakan, meskipun sistem penargetan membutuhkan kondisi atmosfer yang optimal.
Tentara Suriah saat ini
menggunakan mortar M240 towed atau diderek untuk mengepung kota yang dikuasai
pemberontak. Senjata ini dilaporkan digunakan secara membabi buta di kota Homs
yang sempat mendapat perhatian media yang luas pada tahun 2012. (Klaim bahwa
kendaraan 2S4 yang digunakan tampak tidak akurat.)
Sebelumnya, mortir ini juga
menjadi momok menakutkan karena membunuh ratusan orang ketika membombardir
Beirut selama tahun 1980 ketika mortar bisa menembus atap beton yang digunakan
oleh bangunan di kot tersebut. Mesir juga dipercaya untuk mempertahankan M240
towed .
Rusia hanya mempertahankan satu
batalion aktif dengan delapan 2S4 dalam pelayanan, dengan lebih dari empat
ratus beada dalam cadangan. Pada tahun 2000, Tyulpans memainkan peran penting
dalam pengepungan Grozny dalam perang Chechnya kedua yang secara sistematis
“meratakan” kota dari jauh.
Sebanyak 127 target dilaporkan
hancur oleh tembakan Daredevil. Total tentara Rusia diklaim telah membunuh
1.500 pejuang separatis di Grozny dalam pengepungan yang diyakini telah
menewaskan warga sipil yang jumlahnya mencapai 16 kali dari pemberontak.
Tidak seperti sistem artileri
Rusia lainnya, 2S4 itu tidak diekspor dalam Pakta Warsawa, dengan pengecualian
dari sejumlah kecil kendaraan singkat melayani di tentara Ceko.
Anehnya, 2S4
terlihat di Ukraina pada Juli 2014. Setidaknya empat mortir dilaporkan
digunakan untuk mendukung separatis.
Tyulpans juga menjadi teror
ketika pengepungan dua titik penting yakni bandara Luhansk dan Donetsk pada
tahun 2014. Pemboman meruntuhkan
terminal bandara, memaksa pasukan Ukraina mundur dari posisi yang telah
dipertahankan selama satu bulan.
Menteri Pertahanan Ukraina Valery
Gelety bahkan awalnya mengklaim pada September bahwa 2S4 telah melabrak bandara
Luhansk dengan senjata nuklir taktis. Dia kemudian menyatakan bahwa hal itu
mengacu kemampuan kendaraan menyebarkan senjata nuklir.
2S4 tidak memiliki tandingan
setara di militer Barat. Hal ini karena tugas utama menghancurkan target keras
akan dilakukan dari udara menggunakan amunisi presisi-dipandu seperti JDAM.
Tentu saja, keuntungan dari sistem berbasis darat adalah mereka dapat
menembakkan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu dan kemampuan untuk
beroperasi ketika kekuatan udara tidak tersedia.
Sayangnya, karakteristik praktis
juga telah memungkinkan penggunaan mortir M240 akan membawa korban sipil.
Wartawan Paul Conroy yang ada
saat pengepungan Homs mengatakan “Aku berbaring di sana dan mendengarkan salvo
dari tiga mortir tersebut diluncurkan pada suatu waktu, 18 jam sehari, selama
lima hari”
( dari : https://www.jejaktapak.com
)
No comments:
Post a Comment