Pesawat KT-1 Woong Bee
Pesawat KT-1 Woong Bee sebenarnya adalah pesawat
latih dasar untuk pilot Angkatan Udara. Dan barangkali hanya di Indonesia
varian pesawat ini dijadikan sebagai pesawat aerobatic. Semua penerbangan yang
membutuhkan pesawat dengan tingkat manuver dan kecepatan tinggi. Sehingga
negara-negara lain memilih menggunakan mesin jet seperti F-16, Su-27, MiG-29,
Hawk dan sejenisnya. Sementara KT-1 dan semua variannya masih menggunakan mesin
turbo prop.
Sejarah
pengembangan
Pengembangan
dimulai pada 1988 dibawah program KTX untuk Angkatan Udara Korsel. Pesawat ini
adalah pesawat pertama dikelasnya yang dirancang menggunakan program computer
CATIA. Sembilan buah prototype berhasil dibuat pada Juni 1991 dan penerbangan
pertama diselenggarakan pada November 1991 untuk uji statis dan kelelahan metal
(fatigue). Pada 1995 proyek ini secara resmi dinamakan 'Wongbee'atau 'Ungbi'.
Pada 1998 uji terbang final dilakukan. Pada 1999 kontrak pembelian 85 pesawat
dan 20 pesawat tambahan ditandatangai oleh pemerintah Korea selatan dan Korea
Aerospace . Pesawat KT-1 Ungbi pertama diserahkan kepada AU Korsel pada tahun
2000 dan 85 pesawat lengkap terkirim pada tahun 2002.
Pesawat ini
diproduksi Korea Aerospace Industries (KAI) dan Departemen Pertahanan Korea Selatan
dan menjadi pesawat pertama yang diproduksi negara tersebut. Proyek dimulai
pada tahun 1988. Pesawat pertama di kelasnya yang pernah dirancang sepenuhnya
oleh komputer. Pesawat dilengkapi dengan semua sistem yang dibutuhkan untuk
mengajarkan manuver akrobatik yang rumit serta sistem penerbangan dikendalikan
komputer. Pemerintah Korea berencana untuk mengganti berusia T-37 dan T-41
armada pesawat pelatihan dengan KT- 1.
Pesawat KT-1 Woong Bee Angkatan udara Turki
Pada tahun
1998, KAI menerima sertifikasi produksi untuk KT-1 dari Departemen Pertahanan
sebagai pelatih dasar untuk ROKAF. KAI meluncurkan KT-1 dengan nama sandi “
Woongbee”, di fasilitas manufaktur di bulan November 2000. KAI disampaikan
pertama pada AB pada bulan November 2000 dan sejak tahun 2001, pilot siswa
telah lulus dari kursus pelatih dasar dengan KT-1.
KT-1
menggunakan mesin turbo-prop dengan 950- tenaga kuda yang menghasilkan
kecepatan maksimum hingga 648 kilometer per jam dan dapat menempuh jarak 1.700
kilometer tanpa mengisi bahan bakar. Pesawat, yang pada dasarnya akan digunakan
oleh Angkatan Udara Republik Korea.
Pada bulan
April 2003, Republik Korea berhasil mengekspor pesawat ini ke Indonesia. Ini
adalah pertama kalinya bagi Korea mengekspor pesawat. KT-1B yang dijual ke
Indonesia adalah versi modifikasi
dari-KT 1 yang memungkinkan pilot angkatan udara untuk mempersiapkan kemampuan
sebelum mengendalikan jet tempur supersonik dan dapat dilengkapi dengan senjata
ringan untuk pertempuran.
Menurut KAI,
pada akhir tahun 2003, KAI memberikan tujuh jet ditambah suku cadang serta
pelatihan bagi Indonesia dengan nilai kontrak sekitar 60 juta Dollar AS. Dan
hingga saat ini berdasarkan laman resmi KAI, Indonesia memiliki 17 unit pesawat
ini.
Pesawat KT-1 Woong Bee TNI AU dalam formasi
Pada bulan
Agustus 2007 KAI menandatangani kontrak 500 juta dengan Turki untuk mengekspor
55 versi upgrade dari KT-1 Woongbee. Kesepakatan itu adalah ekspor senjata
terbesar kedua negara itu setelah Samsung Techwin melakukan lisensi produksi
K-9 howitzer self-propelled dengan Turki pada tahun 2001 senilai 1 miliar
dollar.
Pada tanggal
19 Februari 2014, KAI mengumumkan keberhasilan penerbangan pertama dari KT-1P
yang merupakan pengembangan darri KT-1. Pesawat latih kali ini sudah
dipersenjatai untuk ekspor ke Peru.
KT-1P adalah
pesawat utilitas dengan meningkatkan peralatan avionik berteknologi tinggi dan
kemampuan senjata KAI berencana untuk menyelesaikan tes dan evaluasi untuk
konfigurasi dasar KT-1P April dan memperoleh sertifikat kelaikan udara untuk
loading konfigurasi akhir dari pemerintah pada awal 2015. KAI menandatangani kesepakatan
ekspor 20 KT-1P dengan total senilai 210 juta dolar dengan Peru pada tahun 2012
melalui transaksi pemerintah-ke-pemerintah.
Spesifikasi
KT/KA-1
Panjang body
: 10,3 meter
Lebar sayap
: 10.3 meter
Tinggi : 3,7
meter
Berat full :
2,54 ton
Berat kosong
: 1,91 ton
Mesin :
Pratt&Whitney Canada PT6A-62
Kecepatan
max : 648 Km per jam
Jarak
jelajah : 1.700 Km
G-limit :
-3.5/+7
No comments:
Post a Comment