Thursday, May 7, 2020

Pesawat Intai Maritim Ilyushin Il-38N Novella Rusia


Ilyushin Il-38N

Rabu, 8 April 2020, sempat ada insiden yang menegangkan di atas langit Alaska, saat sebuah pesawat intai maritim Rusia, jenis Ilyushin IL-38N Rusia terdeteksi di Air Defence Identification Zone (ADIZ) Amerika Serikat di wilayah Alaska. Dan tak ingin mengambil risiko, North American Aerospace Defense Command (NORAD) lantas mengirimkan jet tempur stealth F-22 Raptor, dan terjadilah insiden intercept Raptor pada Il-38. Meski tak berujung pada panasnya tensi politik Washington-Moskow, yang jadi menarik disini adalah sosok Il-38 yang tergolong pesawat intai legendaris sejak era Perang Dingin.

Kilas balik pada 7 Desember 2010, dua unit Il-38 Rusia dilaporkan muncul di atas Laut Jepang di dekat Semenanjung Noto, kedua pesawat diketahui melakukan ‘gangguan’ pada latihan gabungan antara Angkatan Laut AS-Jepang. Latihan itu akhirnya dihentikan sementara karena kekhawatiran bahwa Il-38 melakukan misi pengawasan pada kegiatan angkatan laut AS/Jepang.


Ilyushin Il-38 (kode NATO – May) sejatinya adalah pesawat intai sepuh. Ilyushin Il-38 terbang perdana pada 28 September 1961, dan resmi digunakan oleh Uni Soviet pada 1967. Oleh para analis militer global, Il-38 disebut sebagai pesawat copy-an dari Lockheed P-3C Orion, lantaran Orion lebih dulu terbang perdana pada 1959.

Selain dioperasikan oleh militer Rusia, pengguna Il-38 dalam beberapa varian hanya India dan Mesir. Bahkan Mesir hanya menggunakan Il-38 sampai tahun 1976.
Nah, dalam insiden penyergapan oleh F-22 Raptor pada 8 April lalu, yang berlaga adalah varian upgrade terbaru dari Il-38, yang diberi label Il-38N Novella. Dikutip dari ainonline.com, Il-38N dioperasikan oleh angkatan laut dan diresmikan penggunaannya oleh Komandan Dinas Penerbangan AL Rusia Jenderal Igor Kozhin pada 31 Januari 2020 di Lanudal Ramenskoye, wilayah selatan Moskow.


Jenderal Igor Kozhin menyebutkan bahwa ada sekitar 30 dari 54 unit armada Il-38 yang akan di-upgrade menjadi varian Il-38N, dimana keseluruhan program upgrade akan tuntas pada tahun 2025 dan akan nantinya akan disebar di Armada Pasifik dan Armada Utara.
Ilyushin Il-38N menampilkan teknologi baru yang disebut Novella P-38 search and sighting system buatan perusahaan asal St. Petersburg, Leninets. Teknologi pengendus tersebut menggantikan Berkut-38 yang kini terpasang di Il-38 varian lawas. Novella P-38 mampu melacak 32 sasaran secara simultan, serta punya jangkauan deteksi pada sasaran udara hingga 90 km dan jangkauan deteksi pada sasaran di permukaan laut sejauh 320 km. India disebut sebagai pengguna varian ekspor Novella P-38 yang dipasang pada Il-38SD, dalam bahasa marketingnya, Novella P-38 disebut juga sebagai Sea Dragon sensor suite.

Pihak Rusia pun menyadari betapa tuanya rancangan Il-38, “Ini adalah platform lama, tetapi kami mengharapkan peningkatan substansial dalam pembaruan peralatan misi. Negara-negara maritim lainnya akan terkejut dengan kemampuan baru yang akan ditunjukkan oleh Il-38 setelah modernisasi,” ujar Igor Kozhin.


Kozhin menggambarkan Il-38 sebagai pesawat anti kapal selam Rusia pertama yang mampu melakukan penerbangan jarak jauh dengan waktu yang lama di atas lautan, dan masih mampu mencari dan memusnahkan kapal selam. Ia pun memuji Ilyushin karena memproduksi mesin yang unik dan tahan lama.

Il-38 dikerahkan Rusia bukan sebatas sebagai pengintai di lautan, tapi fungsi hakikinya adalah penghancur kapal selam. Sebagai kekuatan penghancur, Il-38 dilengkapi dua bomb bay yang dapat dimuati beragam munisi, mulai dari torpedo, bom laut dan ranjau, hingga total payload 9 ton. Serupa dengan P-3C Orion, pada bagian ekor nampak perangkat magnetic anomaly detector (MAD). Untuk mengendus keberadaan kapal selam lawan dengan akurat, salah satu bomb bay disiapkan sebagai tempat peluncuran sonobuoys.

 
Spesifikasi Ilyushin Il-38
– Jumlah kru: 7
– Panjang: 40,185 meter
– Lebar bentang sayap: 37,4 meter
– Tinggi: 10,17 meter
– Bobot kosong: 35.500 kg
– Bobot maksimum tinggal landas: 66.000 kg
– Mesin: 4 × Ivchencko/Progress AI-20M turboprop engines
– Kecepatan maks: 645 km per jam
– Jarak jelajah: 7.500 km
– Endurance: 13 hours
– Ketinggian terbang maks: 11.000 meter

No comments: