Sunday, July 12, 2015

Kereta Api Penumpang Cirebon Ekspress




Selayang pandang Perkeretaapian Indonesia

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

Berikut penulis akan sedikit berbagi tentang rangkaian kereta api penumpang Cirebon Ekspres


Cirebon Ekspres adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Jakarta - Cirebon. Kereta api Cirebon Ekspres diluncurkan pada tanggal 29 November 1989. Produk ini didesain untuk melayani pemerjalan koridor Cirebon - Jakarta. Perjalanan sejauh 219 km ditempuh dalam waktu 3 jam dan hanya berhenti di Stasiun Jatibarang dan Stasiun Haurgeulis.
KA Cirebon Ekspres menawarkan layanan kelas bisnis dan eksekutif dengan alternatif jadwal perjalanan sebanyak 4 (empat) kereta api per hari dari arah Cirebon - Gambir dan sebaliknya. Sejak 25 Juli 2007, satu rangkaian Cirebon Ekspres diperpanjang rutenya sampai Brebes.


KA Cirebon Ekspress denga warna baru

Satu rangkaian lagi direncanakan pula untuk diperpanjang rutenya sampai Ciledug di petak Cirebon-Purwokerto. Walaupun sempat dibuat jadwalnya (bahkan sempat dipampangkan di Stasiun Ciledug), namun kemudian perpanjangan rute ini kemudian dibatalkan.
Mulai tahun 2009 kereta api cirebon express ini yang biasa melayani cirebon jakarta pp, sekarang di lanjutkan hingga sampai stasiun tegal. dari 5 kali jadwal ka cirebon express hanya 2 kali perjalanan dari tegal ataupun dari jakarta.

No comments: