Senapan Mesin AAT-F1
Anda para pemerhati alutsista tentu masih ingat di bulan Mei 2017 yang lalu Resimen Kavaleri-1
Korps Marinir sukses melaksanakan uji tembak meriam GIAT CS-90F-90 mm high
velocity dari tank amfibi AMX-10 PAC 90. Tak kurang 70 munisi ditembakkan
dengan lancar, padahal tank amfibi ini sudah 15 tahun tak menjalankan uji
tembak. Menyiratkan ranpur produksi GIAT, Perancis ini ternyata lumayan
mumpuni, khususnya dalam aspek fire power.
Dalam momen uji tembak yang dilakukan di Pusat
Latihan Korps Marinir Tempur Karak Tekok, Situbondo, Jawa Timur, selain
menjajal munisi tajam 90 mm, ada senjata lain di AMX-10 PAC 90 yang ikut
dijajal saat itu, namun luput dari publikasi.
Seperti diketahui, dalam kubah meriam GIAT
CS-90F-90 juga terdapat senjata tambahan berupa senapan mesin kaliber 7,62 mm
coaxial yang mengikuti arah putaran kubah. Laras senjata ini memang tidak
terlalu menonjol dan disematkan pada sisi kanan laras meriam. Berdasarkan
penuturan awak AMX-10 PAC 90 kepada Indomiliter.com, disebutkan bahwa jenis
senapan mesin coaxial yang dimaksud adalah AAT-F1 yang mengusung kaliber
7,62×51 mm NATO.
Satu paket dengan AMX-10, AAT-F1 juga dilansir
manufaktur persenjataan asal Perancis, yaitu Manufacture d’armes de
Saint-Étienne (MAS). Basis senapan mesin ini adalah GPMG (General Purpose
Machine Gun), alias sekelas dengan senapan mesin regu seperti FN MAG dan M-60,
kedua senapan bantu infanteri TNI yang juga mengusung kaliber 7,62×51 mm.
Karena basisnya adalah GPMG, model senjata ini
diluncurkan dalam beberapa varian. Sebutan standar AAT-F1 adalah AA-52 (Arme
Automatique Transformable Modèle 1952), lantaran senjata ini pertama kali
digunakan pada tahun 1952. Meski bukan lagi senjata modern, AA-52 masih banyak
digunakan sampai saat ini, terutama di negara-negara bekas jajahan Perancis.
Militer Perancis sampai saat ini masih mengggunakan
AA-52/AAT-F1 di helikopter tempur SAR EC725 Caracal untuk mendukung misi
khusus, bahkan Main Battle Tank Leclerc menempatkan AA-52 sebagai senjata di
mounted. Seiring peremajaan, infanteri Perancis kini menggunakan FN Minimi yang
lebih ringan. Namun seabreg pengalaman perang sudah disandang AA-52, mulai dari
kiprah Perang Indocina sampai Perang Afghanistan tak pernah lepas dari peran
senapan mesin ini.
Kinerja
Spektakuler
Resimen Kavaleri-1 Marinir telah melakukan uji
tembak AAT-F1, dan hasilnya sangat memuaskan. Dalam suatu uji tembak yang
menghabiskan 5.000 butir munisi, senapan ini sama sekali tidak mengalami macet,
walaupun laras telah diganti sebanyak dua kali. Dan hebatnya lagi, munisi FN
MAG dapat langsung dipakai di AAT-F1, karena mengadopsi kaliber yang sama
persis. Sebagai informasi, pihak pabrikan juga merilis senapan mesin ini dalam
versi kaliber Perancis, 7,5×54 mm.
Karena terbukti masih sangat ampuh, kedepan Marinir
akan merancang popor dan tripod yang lebih pas. Seperti terlihat dalam foto,
varian coaxial untuk di dalam kubah memang tidak dilengkapi dengan popor. Bila
sudah disematkan popor, bukan tak mungkin senapan mesin battle proven ini
justru diminati sebagai senjata bantu infanteri.
( dari : www.indomiliter.com )
Spesifikasi AA-52/AAT-F1:
Berat: 9,97 kg
Panjang: 1.080 mm
Panjang laras: 600 mm
Sistem operasi: Lever-delayed blowback
Kecepatan tembak: 900 munisi per menit
Kecepatan proyekti: 830 meter per detik
Jarak tembak efektif: 600 meter
Jarak tembak maksimum: 3.200 meter
Pasokan munisi: belt system
Pembidik: Iron, Removable APX (SOM), telescopic sights dan IR scope.
No comments:
Post a Comment