Tank Leopard 2A4 Angkatan Darat Jerman
Leopard 2 adalah tank tempur utama (main battle tank-MBT) yang
dikembangkan oleh Krauss-Maffei, sekarang Krauss-Maffei WEgmann (KMW),
Muenchen, Jerman. Leopard 2 adalah penerus Leopard 1 yang sukses.
Leopard 1 pertama kali diproduksi pada tahun 1963 oleh Krauss-Maffei
untuk Departemen Pertahanan Jerman dan lebih dari 6.000 tank telah diekspor ke
Belgia, Denmark, Yunani, Italia, Kanada, Belanda, Norwegia, Turki dan
Australia. Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi dengan selongsong termal,
ekstraktor asap dan sistem referensi moncong meriam, kompatible dengan amunisi
120mm saat ini dan amunisi penetrasi tinggi baru.
Leopard 2, penerus Leopard 1, pertama kali diproduksi pada tahun 1979
dan lebih dari 3.200 unit diekspor ke Angkatan Darat Austria, Kanada, Chili,
Denmark, Finlandia, Jerman, Yunani, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal,
Singapura, Swiss , Swedia, Spanyol dan Turki.
Tank Leopard 1A5
Pada bulan Juni 2010, KMW meluncurkan varian tank tempur utama
terbaru, Leopard 2A7+. Tank tersebut telah lulus uji dan dinyatakan memenuhi
syarat oleh Angkatan Darat Jerman. Fitur utamanya meliputi kit perlindungan
modular dan peningkatan sistem mobilitas.
Pada bulan Juli 2011, kesepakatan untuk menjual sekitar 200 Leopard 2
A7+ untuk Arab Saudi telah disetujui oleh Badan Keamanan Federal Jerman.
"Pada bulan Juni 2010, KMW meluncurkan varian tank tempur utama
terbaru, Leopard 2A7+. Tank telah lulus uji dan dinyatakan berkualitas oleh
Angkatan Darat Jerman" Tentara Finlandia telah membeli 124 tank dan
Angkatan Darat Polandia membeli 128 tank Leopard 2A4 bekas pakai dari Jerman.
Pada bulan Agustus 2005, Yunani memesan 183 Leopard 2A4 bekas dan 150 tank
Leopard 1A5 dari cadangan persenjataan Angkatan Darat Jerman.
Pada bulan November 2005, kesepakatan telah ditandatangani untuk
penjualan 298 tank Leopard 2A4 Angkatan Darat Jerman ke Turki.
Pada bulan Maret 2006, Chili menandatangani kontrak untuk mengakuisisi
140 tank Leopard 2A4 dari Angkatan Darat Jerman. Pengiriman pertama disampaikan
pada Desember 2007.
Leopard 2 A6 bermeriam panjang L55, mesin auxiliary, peningkatan
proteksi terhadap ranjau darat dan sistem AC yang baik. Angkatan Darat Jerman
meng-upgrade 225 unit 2A5 menjadi 2A6, yang pertama selesai dikirimkan pada
2001. Angkatan Darat Belanda meng-upgrade 180 tank 2A5 menjadi 2A6, yang
pertama mulai beroperasi pada 2003. Pada bulan Maret 2003, Angkatan Darat
Yunani memesan 170 unit Leopard 2 HEL (varian dari 2A6EX). Total, 30 sedang
dirakit KMW, sisanya oleh ELBO dari Yunani. Tank lokal (ELBO) dikirim pada
Oktober 2006. Leopard 2A6 HEL menjadi bagian Angkatan Darat Yunani pada Mei
2008.
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (varian 2A6 dengan proteksi lapis baja
yang lebih besar), 16 tank recovery (CREC) dan 4 kendaraan untuk pelatihan.
Sebanyak 30 unit dibuat oleh KMW dan sisanya dibuat dengan lisensi di Spanyol
oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Tank pertama diserahkan
ke AD Spanyol pada Juni 2004 dan pengiriman selesai pada tahun 2008.
Varian lain adalah Leopard 2 (S), yang memiliki new command dan sistem
kontrol dan lapis baja pasif baru. Pada Maret 2003, 120 Leopard 2 (S) telah
dikirim ke AD Swedia.
Pada bulan Desember 2006, diumumkan bahwa Singapura akan membeli 66
Leopard 2A4 dari AD Jerman yang di upgrade, ditambah suku cadang tambahan untuk
30 tank. Tank Leopard 2A4 memasuki layanan dengan Angkatan Darat Singapura pada
September 2008.
Pada April 2007, Kanada membeli sampai dengan 100 tank Leopard 2 dari
AD Belanda dan menyewa 20 tank Leopard 2A6M dari AD Jerman. KMW meng-upgrade
tank yang disewakan tersebut, peningkatan proteksi terhadap ranjau dan
memperkuat lapis baja pada Agustus 2007. Setelah selesai, tank langsung
dikerahkan Kanada ke Afganistan. AD Belanda tidak menambah armada Leopard-nya,
tetap 110 unit tank Leopard 2A6.
Pada bulan Oktober 2007, Portugal membeli 37 Leopard 2A6 dari AD Belanda.
Delapan unit pertama dikirim pada Oktober 2008 dan pengiriman selesai pada
tahun 2009.
Pada bulan Oktober 2010, Angkatan Bersenjata Kanada menerima
pengiriman pertama dari 20 Leopard 2A4M CAN, tank tempur modern dari KMW. Tank
ini dikerahkan di Afghanistan untuk memberikan tingkat perlindungan dan daya
tembak tinggi bagi tentara Kanada. Pada Januari 2011, lima dari 20 tank dikirim
ke Afghanistan sebagai pengganti Leopard 2 A6M CAN, yang telah ditempatkan di
sana sejak 2007.
Leopard 2A6, dengan meriam Rheinmetall 120mm L55.
KMW telah mengembangkan sistem proteksi ranjau untuk Leopard 2,
mengikuti definisi konsep yang dibuat oleh kelompok kerja internasional dari
Jerman, Swiss, Belanda, Swedia dan Norwegia, di bawah pimpinan dari agensi
procurement Jerman BWB. Perintah dikeluarkan pada bulan September 2003
melibatkan modifikasi 15 Leopard 2A6 milik AD Jerman dan sepuluh Leopard 2A5
(Strv 122) untuk Swedia. Tak dengan sistem perlindungan ruang awak terbaru ini
pertama dikirimkan pada Juli 2004.
Uji coba pada bulan Februari 2004 menunjukkan bahwa, dengan kit lapis
baja baru, awak tank Leopard 2 bisa bertahan dari ledakan sebuah ranjau
anti-tank yang meledak di bawah tank tanpa menderita cedera.
Konstruksi dari Leopard 2 Krauss-Maffei Wegmann Hull (lambung tank)
terdiri dari 3 bagian:
- Kompartemen mengemudi di bagian depan
- Seksi tempur di bagian tengah
- Mesin di bagian belakang tank
Kompartemen pengemudi dilengkapi dengan tiga periskop observasi. Ruang
di sebelah kiri pengemudi disediakan untuk penyimpanan amunisi. Kamera dengan
bidang pandang 65° horizontal dan vertikal diposisikan di belakang kendaraan
dan monitor televisi memberikan bantuan bagi pengemudi untuk berbelok atau
memutar.
Turret (menara) terletak di pusat kendaraan. Dilapisi dengan generasi
ketiga baja komposit, penguatan tambahan baja di bagian depan dan samping
turret, diluar terpasang pengaya modul lapis baja. Penguatan ini memberikan
perlindungan terhadap serangan bertubi-tubi dan peluru dengan energi kinetik.
Kemampuan dan kontrol tembak Leopard 2
Ruang komandan memiliki sebuah periskop independen, PERI-R 17 A2 dari
Rheinmetall Defence Electronics (sebelumnya STN Atlas Elektronik) dan Zeiss
Optronik. PERI-R 17 A2 adalah periskop pemandangan panorama stabil untuk observasi dan identifikasi
target siang/malam, yang memberikan pandangan 360 °. Gambar termal dari
periskop komandan ditampilkan di monitor.
Gambar dari pandangan termal penembak juga dapat dikirimkan ke
periskop PERI-R17 komandan, jadi komandan dapat beralih ke gambar video dari
penembak. Hal ini memungkinkan komandan dan penembak memiliki akses ke bidang
pandang yang sama di berbagai pertempuran.
Tempat penembak dilengkapi dengan Rheinmetall Defence Electronics EMES
15 dual magnificationstabilised primary sight. Pemandangan utama dilengkapi
pengintai laser terpadu dan Zeiss Optronikthermal sight, model WBG-X, yang keduanya
terhubung dengan komputer kontrol tembak tank.
Thermal sight menggunakan modul umu standar AD Amerika Serikat, dengan
120 elemen merkuri telluride kadmium, CdHgTe (juga dikenal sebagai CMT)
infra-merah array detektor yang beroperasi di 8 sampai 14 waveband mikron.
Pemandangan Leopard dilengkapi dengan pengintai Laser CE628 dari Zeiss
Optronik. Laser tersebut adalah Neodinium Itrium Aluminium Garnet, laser solid
state.
Rangefinder dapat memberikan tiga nilai rentang dalam empat detik.
Data rentang ditransmisikan ke komputer kontrol tembak dan digunakan untuk
menghitung algoritma tembak. Juga, karena pengintai laser diintegrasikan ke
dalam penglihatan utama penembak, penembak dapat membaca pengukuran jangkauan
digital secara langsung. Kisaran maksimum dari laser rangefinder lebih kurang
10.000 m.
Leopard 2A7
Persenjataan utama Leopard 2
Meriam smoothbore baru, L55 120mm, dikembangkan oleh Rheinmetall Waffe
Munition Ratingen, Jerman, untuk menggantikan meriam 120mm smoothbore yang
lebih pendek pada Leopard 2.
"Pada bulan Juli 2011, kesepakatan untuk menjual sekitar 200
Leopard 2 A7+ untuk Arab Saudi telah disetujui oleh Dewan Keamanan Federal
Jerman"
Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi dengan selongsong termal,
ekstraktor asap dan sistem referensi moncong meriam, kompatible dengan amunisi
120mm saat ini dan amunisi penetrasi tinggi baru.
Sebagai hasil dari persyaratan taktis, Rheinmetall Waffe Munition
mengembangkan Amunisi energi kinetik yang dikenal sebagai LKE 2 DM53. Dengan
putaran DM53, meriam L55 dapat menembakkan peluru ke berbagai target di 5.000
m. Efek proyektil energi kinetik pada target musuh tergantung pada :
- Panjang penetrator, masaa dan kecepatan proyektil saat hantaman
- Interaksi antara proyektil dan target.
Kecepatan moncong untuk bergerak dapat mencapai lebih dari 1,75
m/detik.
Leopard 2 dilengkapi dengan sistem navigasi darat dari perusahaan
LITEF Bonn, Jerman, yang merupakan anak perusahaan dari Northrop Grumman
(sebelumnya Litton) dari Amerika Serikat. Sistem navigasi hibrida terdiri dari
global positioning system (GPS) dan sistem navigasi inersia.
Mesin dan sistem pendukung Leopard 2
Sistem H-WNA hidrolik digantikan dengan E-WNA. Penggantian dengan
E-WNA memberikan keuntungan sebagai berikut:
- Turret (menara) tidak memiliki cairan hidrolik bertekanan
- Tingkat kebisingan lebih rendah dan irit konsumsi bahan bakar
- Meningkatkan kehandalan dan perawatan lebih mudah
- Penghematan dalam biaya operasional
- Berdaya tahan lama (awet)
Kompartemen awak dilengkapi dengan deteksi penembakan, ledakan dan
sistem supresi yang telah dilisensikan oleh perusahaan Deugra Ges. Dilengkapi
sekat anti tembakan yang memisahkan kompartemen tempur dari kompartemen mesin
di bagian belakang kendaraan.
Mesin adalah MTU MB 873 mesin diesel, menghasilkan 1.500 hp (tenaga
kuda), dengan gigi HSWL Renk 354 dan sistem rem. Versi yang telah disempurnakan
oleh EuroPowerPack, dengan mesin MTU MT883 1.650 hp telah diujicobakan pada
Leopard 2.
Spesifikasi
Kru : Dua awak
Berat : 62t
Panjang : 7.7m
Lebar : 3.7m
Tinggi : 3 m
Kecepatan : Maksimum 72km / h
Jarak tempuh : Maksimum 500 km