Nama Lengkap : Adam Malik
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pematangsiantar,
Sumatera Utara
Tanggal Lahir : Kamis, 22 Juli
1971
Zodiac : Cancer
BIOGRAFI
Adam
Malik Batubara atau yang biasa dikenal dengan nama kecil Adam Malik adalah mantan
Menteri Indonesia yang pernah menjabat di beberapa Departemen, antara lain
menjadi Menteri Luar Negeri. Adam Malik juga pernah diangkat menjadi Wakil
Presiden Indonesia yang ketiga. Adam Malik yang lahir di Pematangsiantar,
Sumatera Utara pada tanggal 22 Juli 1917 tersebut merupakan putra ketiga dari
sepuluh anak pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Ayahnya, Abdul
Malik, adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar.
Sejak
kecil Adam Malik gemar sekali menonton film koboi, membaca, dan fotografi. Dia
menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS)
Pematangsiantar. Setelah menyelesaikan sekolahnya di HIS, Adam kemudian
melanjutkan di Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi. Namun baru satu setengah
tahun berjalan, Adam Malik memutuskan untuk pulang ke kampung dan membantu
orang tuanya berdagang.
Sejak
usianya yang masih belia, semangat Adam Malik dalam memperjuangkan kemerdekaan
negara telah bergelora. Ketika usianya baru menginjak belasan tahun, dia pernah
ditahan polisi dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan
berkumpul. Pada usia 17 tahun, Adam Malik telah dipercaya untuk menjadi ketua
Partindo di Pematang Siantar sejak tahun 1934 hingga tahun 1935. Keinginannya
untuk maju dan berbakti kepada bangsa yang semakin besar mendorong Adam Malik
untuk akhirnya pergi merantau ke Jakarta. Di kota inilah, Adam Malik kemudian
mulai merintis karirnya sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan.
Adam Malik secara aktif mengikuti beberapa pergerakan nasional antara lain turut andil dalam pendirian kantor berita Antara di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kala itu, Adam Malik kemudian ditunjuk untuk menjadi redaktur merangkap wakil direktur. Selain bekerja untuk kantor berita Antara, Adam Malik juga menulis artikel untuk beberapa koran salah satunya yakni koran Pelita Andalas dan majalah Partindo. Pada tahun 1934, dia dipercaya untuk memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan dan pada tahun 1940 dia diangkat menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.
Adam Malik secara aktif mengikuti beberapa pergerakan nasional antara lain turut andil dalam pendirian kantor berita Antara di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kala itu, Adam Malik kemudian ditunjuk untuk menjadi redaktur merangkap wakil direktur. Selain bekerja untuk kantor berita Antara, Adam Malik juga menulis artikel untuk beberapa koran salah satunya yakni koran Pelita Andalas dan majalah Partindo. Pada tahun 1934, dia dipercaya untuk memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan dan pada tahun 1940 dia diangkat menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.
Sejak
tahun 1945, Adam Malik menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan
Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Bersama rekannya yang lain, Adam Malik terus
bergerilya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menjelang kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945, dibantu tokok pemuda yang lain, dia pernah membawa
Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia danemi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, dia juga menggerakkan rakyat
berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta.
Setelah Indonesia merdeka, Adam Malik semakin aktif di beberapa kegiatan organisasi. Dia menjadi salah satu tokoh pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, serta anggota parlemen. Tidak hanya dalam lingkup nasional, karir Adam Malik secara internasional juga mulai terbangun. Ini dimulai ketika dirinya diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Sovyet dan negara Polandia. Pada tahun 1962, Adam Malik ditunjuk untuk menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat.
Setelah Indonesia merdeka, Adam Malik semakin aktif di beberapa kegiatan organisasi. Dia menjadi salah satu tokoh pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, serta anggota parlemen. Tidak hanya dalam lingkup nasional, karir Adam Malik secara internasional juga mulai terbangun. Ini dimulai ketika dirinya diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Sovyet dan negara Polandia. Pada tahun 1962, Adam Malik ditunjuk untuk menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat.
Ketika
terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang
berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Pada tahun
1964, Adam Malik dipercaya untuk mengemban tanggung jawab sebagai Ketua
Delegasi Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB. Pada tahun 1966, kariernya
semakin gemilang ketika dirinya diminta menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri
II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di
kabinet Dwikora II. Setelah sekian lama mengabdikan diri demi bangsa dan
negaranya, Adam Malik Batubara menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung pada
tanggal 5 September 1984 karena kanker lever.
Atas
jasa-jasanya, Adam Malik dianugerahi berbagai macam penghargaan, di antaranya
adalah Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971, Bintang Adhi Perdana kl.II
pada tahun 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998.
PENDIDIKAN
- Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar
- Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi,
KARIR
- Wakil Presiden Republik Indonesia
- Ketua DPR/MPR
- Menteri Luar Negeri Indonesia
- Duta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk Uni Soviet dan Polandia
- Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin
PENGHARGAAN
- Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971
- Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973
- Pahlawan Nasional pada tahun 1998
No comments:
Post a Comment