Hummel 150mm Self-Propelled Howitzer
Pengalaman pasukan Jerman dalam Operation Barbarossa menunjukkan
bahwa pasukan Jerman membutuhkan lebih banyak dukungan artileri bagi pasukan
tank mereka. Mengingat pasukan tank selalu bergerak dengan dinamis, maka tentu
saja dukungan artileri bagi pasukan tersebut tentu saja akan lebih efektif jika
dilakukan oleh unit-unit self-propelled gun; sementara pada saat itu pasukan
Jerman kekurangan self-propelled gun yang memadai.
Pada tahun 1942 Jerman pun merancang kendaraan tempur artileri yang
baru. Semula direncanakan akan menggabungkan howiter IeFH17 kaliber 105mm
dengan rangka tank Panzer III. Namun kemudian diputuskan untuk menggunakan
senjata yang lebih besar, yaitu howitzer sFH 18 L/30 kaliber 150mm (yang
memiliki jarak tembak maksimum lebih dari 13 km). Tetapi senjata yang lebih berat membutuhkan rangka yang lebih
kuat pula, dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan rangka Geschutzwagen
III/IV (kendaraan yang khusus dicpitakan sebagai rangka self-propelled gun atau
tank destroyer. Menggunakan banyak komponen dari Panzer III dan Panzer IV.
Rangka kendaraan ini ini juga digunakan oleh tank destroyer Nashorn).
Hummel diawaki oleh enam orang. Selain howitzer kaliber 150mm dengan
18 butir amunisi, self-propelled howitzer ini juga dipersenjatai dengan senapan
mesin MG34 kaliber 7,92mm sebagai sarana perlindungan diri. Karena hanya mampu
membawa amunisi 150mm dalam jumlah terbatas, unit-unit Hummel bisa diikuti oleh
kendaraan pengangkut amunisi. Kendaraan pengangkut amunisi itu sendiri adalah
Hummel yang tidak dipersenjatai dan dengan lapisan baja lebih tebal. Tercatat
sekitar 714 unit Hummel dan 150 unit kendaraan pengangkut amunisi yang
diproduksi pada tahun 1942-1944.
Self-propelled howitzer ini pertama kali digunakan dalam Battle of
Kursk dan kemudian digunakan hampir di semua front pertempuran yang melibatkan
Jerman. Pasukan Jerman menyukai Hummel karena memiliki ruang yang cukup bagi
semua awaknya dan kemampuan mobilitas yang cukup tinggi untuk mengikuti gerak
maju pasukan tank.
Setelah Perang Dunia II, Rusia merebut sejumlah Hummel dan
menggunakannya hingga akhir tahun 1940-an. Beberapa unit Hummel tersebut
kemudian diberikan kepada Rumania
dan memperkuat militer Rumania sampai tahun 1954.
No comments:
Post a Comment