Sejarah
Atang Sendjaja
Letkol
Udara (Anumerta) Atang Sendjaja adalah salah satu prajurit kebanggaan AURI.
Nama beliau mencuat menjadi terkenal pada pertengahan tahun 1966, tepatnya pada
tanggal 29 Juli 1966, di mana namanya terukir menjadi nama PAU, Atang Sendjaja menggantikan PAU Semplak.
Atang
Sendjaja merupakan salah satu teknisi handal yang pernah dimiliki AURI waktu
itu. Menurut riwayat hidupnya yang dikeluarkan Dinas Administrasi Personel TNI
AU (Disminpersau), pemuda kelahiran Bandung pada tanggal 17 Maret 1928 itu
menamatkan Sekolah Lanjutan Atasnya pada tahun 1951.
Pada
tahun yang sama Atang Sendjaja mengikuti sekolah penerbang. Dua tahun setelah
pendidikan ini (1953) almarhum juga mengikuti Sekolah Perwira Perbekalan, serta
pernah menjadi siswa Sekolah Ilmu Siasat (SIS) pada tahun 1955. Atang Sendjaja
memulai karir militernya pada tanggal 1 Januari 1955. Pada saat itu almarhum
diangkat sebagai Letnan Muda Udara (LMU) Satu (masih calon perwira), dan
bertugas sebagai anggota Direktorat Pembekalan Personil (DITKALPERS) MBAU di
Jakarta. Dua tahun bertugas di Ditkalpers dan setelah berhasil naik pangkat
setinggkat lebih tinggi menjadi Letnan Udara Dua (1 JANUARI 1957), maka pada
tanggal 1 Juli 1957 Atang Sendjaja berkumpul kembali dengan lingkungan tanah
kelahirannya. Tanggal bulan dan tahun itu Atang Sendjaja ditugaskan sebagai
perwira pertama (Pama) di gudang tempat penyimpanan (GTP) PAU Husein
Sastranegara (kini menjadi Gudang Penyimpanan Pusat (GPP II). GTP/GPP II
merupakan gudang yang diperuntukkan untuk menyimpan pesawat Hercules dan
helikopter berikut dengan spare parts-nya.
Dua
tahun setelah kenaikan pangkat ini, pangkat Letnan Udara Satu (LU I)
disandangnya pada tanggal 1 Januari 1959. Dua setengah tahun setelah menjadi LU
I tepatnya tanggal 12 Januari 1961. Setelah mengikuti kursus ‘Advanced
Operations & Maintenance Course’ di Rusia, pimpinan AURI mempercayai pemuda
Bandung itu untuk ikut sebagai anggota misi AURI ke Moskow (Rusia) bersama
prajurit AURI lainnya dalam rangka menyelesaikan kelanjutan (follow up)
persetujuan RI-Rusia selama tiga bulan.
Tepat
awal tanggal 1 Januari 1963, Atang Sendjaja juga pernah bertugas sebagai
perwira anggota Departemen Angkatan Udara Administrasi Hukum Markas Besar
Angkatan Udara (Depau Adkum MBAU). Karir berikutnya yang pernah disandang putra
M.O. Sastrapradja itu, adalah pernah menjabat sebagai Komandan Departemen
Materiil (Dan Dep Mat) 091 Tanjung Priok. Berbagai prestasi telah
dipersembahkan putra bangsa ini antara lain : penyiapan perakitan berbagai
pesawat helikopter termasuk helikopter Mi-6. Ketika beliau bertugas merakit
pesawat Mi-6 tersebut malapetaka datang kepada pemuda Bandung itu yang mengakibatkan gugurnya Atang Sendjaja.
Nama Atang Sendjaja diabadikan menjadi nama Lapangan Udara
Tentang
Meninggalnya Atang Sendjaja
Dalam
berita ‘Warta Antara’ tanggal 30 Juli 1965 yang dikutip dari Press Release
Pusat Penerangan AURI menyebutkan bahwa, “Pada hari Rabu 28 Djuli malam telah
meninggal dunia Kepala Depot Materiil 091 Tandjung Priok sedang mendjalankan
tugasnja”. Pada berita setahun setelah itu yaitu tanggal 29 Juli 1966, Warta
Antara dalam beritanya yang berjudul, ‘UNTUK PERINGATAN DJASA2 ALMARHUM LETKOL.
U.D. ATANG SENDJAJA : Sekitar penggantian nama PAU Semplak’ menyebutkan bahwa
“Deputy Operasi Menteri/ Pangau Laksamana Muda Udara Sri Bimo Ariotedjo
menjatakan, bahwa penggantian nama Pangkalan Angkatan Udara Semplak mendjadi
P.A.U. ‘Atang Sendjaja’ adalah untuk memperingati djasa2 dan darma bhakti dari
Letkol. Ud. Atang Sendjaja jang gugur dalam melaksanakan tugas Dwikora dimana
almarhum telah memiliki andil jang besar sekali dalam memperkembangkan squadron
helikopter AURI”, demikian kutipan tersebut. Agar lebih meyakinkan lagi penulis
menuliskan secara rinci berita pers yang dimaksud.
KEPALA
DEPOT MATERIIL TANDJUNG PRIOK LETNAN KOLONEL (POST) ATANG SENDJAJA MENINGGAL
DUNIA DALAM MENUNAIKAN TUGASNJA
Djakarta, 30/7 (Antara)
Pada
hari Rabu 28 Djuli malam telah meninggal dunia Kepala Depot Materiil 091 (AURI)
Tandjung Priok Letnan Kolonel Udara (post) Atang Sendjaja tatkala dia sedang
mendjalankan tugasnja. Djenazahnja telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
“Kalibata” dengan suatu upatjara militer pada Kamis sore. Hadir dalam upatjara
tersebut Deputy Menteri / Panglima Angkatan Udara Urusan Logistik Komodor Udara
A. Andoko jang bertindak selaku Inspektur Upatjara, teman2 almarhum dari Uni Sovyet,
wakil2 ketiga Angkatan lainnja, para keluarga dan para pedjabat AURI.
Dalam
kata sambutannja Komodor Udara A. Andoko menjatakan bahwa wafatnya almarhum
Letkol. Udara (post) Atang Sendjaja kebetulan dalam suasana AURI berhari
“Bhakti”. Djasa2 almarhum akan tetap dikenang setiap hari “Bhakti AURI” sebagai
seorang pahlawan revolusi.
Perlu
diketahui bahwa almarhum wafat dengan meninggalkan isteri dan lima puteranja, demikian Pusat Penerangan AURI.
(4-RO3-12-TO1-KR04)
Berita
setahun kemudian (29 Djuli 1966)
UNTUK
PERINGATAN DJASA2 ALMARHUM LETKOL.UD. ATANG SENDJAJA.
Sekitar
penggantian nama PAU Semplak
Djakarta, 29/7 (Antara).
Deputy
Operasi Menteri/ Pangau Laksamana Muda Ud. Sri Bimo Ariotedjo menjatakan, bahwa
penggantian nama Pangkalan Angkatan Udara Semplak menjadi P.A.U. “Atang
Sendjaja” adalah untuk memperingati djasa2 dan darma bhakti dari Letkol. Ud.
Atang Sendjaja dan upatjara Hari Bhakti AURI, Djumat pagi di Semplak Bogor.
Mengenai
Hari Bhakti AURI dikatakan, bahwa semula dinamakan Hari berkabung jang diambil
dari gugurnya pelopor AURI Laksaman Udara Adisutjipto dan Laksamana Dr.
Abduracman Saleh pada tgl. 29 Djuli 1947 di Jogjakarta ketika revolusi phisik
melawan pendjajah Belanda. Penamaan Hari Berkabung ini sampai tahun 1961 dan
baru sedjak tahun 1962 dinamakan Hari Bhakti, karena penamaan hari berkabung
bersifat emosionil dan sentimental, demikian Laksaman Muda Sri Bimo Ariotedjo.
Upatjara
dihadiri oleh Menteri Perhubungan Komodor Ud Sutopo, Komandan P.A.U “Atang
Sendjaja” Letkol Ud Hamsana serta perwira2 AURI.
(DO6/81/21).
Sementara
naskah tulisan ‘Perkembangan Pesawat & Kesatuan Helikopter TNI AU’,
menyebutkan bahwa “Dalam rangka perakitan Mi-6, AURI telah kehilangan seorang
pionir , yaitu Kapten Udara Atang Sendjaja”.
Sedangkan
lembaran sejarah Subdijarah Diswatpersau menyebutkan penyebab meninggalnya
Atang Sendjaja lebih rinci lagi. Dalam lembaran tersebut disebutkan bahwa
penyebab meninggalnnya Atang Sendajaja terjadi karena ekor pesawat Mi-6 yang
sedang diangkut dari Tanjug Priok menuju Halim Perdanakusuma tersangkut kabel
listrik bertegangan tinggi. Aliran tersebut mengenai tubuh Atang Sendjaja,
mengakibatkan tubuh beliau hangus dan gugur.
Dimakamkan
di TMP Nasional Kalibata
Mantan Tentara Pelajar Brigade XVII Detasemen IV itu,
dimakamkan dalam suatu upacara militer di TMP Kalibata. Jenazah suami
almarhumah Nji Raden Omie Sukemi ini bersemayam dengan tenang di lokasi
pemakaman Blok E no.76, berdampingan dengan makam mantan wakil presiden Adam
Malik, Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, Letjen TNI (Anumerta) Suprapto, dan
para pahlawan lainnya.
No comments:
Post a Comment