Bashar al-Assad
Nama Lengkap : Bashar al-Assad
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Damaskus, Suriah
Tanggal Lahir : Kamis, 16
September 1965
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Suriah
BIOGRAFI
Bashar al-Assad dilahirkan di
Damaskus pada tanggal 11 September 1965. Dia merupakan putra Hafez al-Assad
yang merupakan presiden Suriah pada 1970 hingga 2000.
Sebelum meninggal, Hafez sebenarnya
telah mempersiapkan anak lelakinya yang lain, Basil al-Assad, sebagai
penggantinya untuk duduk di kursi kepresidenan Suriah. Namun, karena Basil
tewas dalam kecelakaan mobil pada tahun 1994, Hafez yang saat itu sedang berada
di London untuk mempelajari oftalmologi dan memimpin Syrian Computer Society
akhirnya dipanggil kembali ke Suriah.
Setelah kembali ke Suriah, Bashar
kemudian dilatih secara bertahap agar siap menggantikan ayahnya sebagai
presiden. Persiapan tersebut dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama,
dibangunlah sebuah kekuatan dukungan untuk Bashar di bidang militer dan
perlindungan. Kedua, image Bashar diperbarui dan diperkuat di depan publik.
Terakhir, Bashar diperkenalkan lebih mendalam dengan mekanisme untuk mengatur
negara.
Untuk meningkatkan kredibilitasnya
dalam bidang militer, pria yang dikenal dengan panggilan dr. Bashar ini masuk
akademi militer di Homs yang terletak di sebelah utara Damaskus pada tahun
1994. Dia menjadi kolonel pada bulan Januari 1999. Seiring dengan makin
berkembangnya karir Bashar dalam militer, dia juga mendapatkan lebih banyak
kekuasaan dan menjadi penasihat politik Presiden Hafez, kepala biro untuk
menerima keluhan dari warga, dan melakukan kampanye anti korupsi. Karena
kampanye ini, Bashar sukses menyingkirkan lawan potensialnya sebagai presiden.
Saat kemudian dilantik sebagai
presiden pada tahun 2000, Bashar memberikan janji untuk menjadikan Suriah
menjadi lebih modern dan demokratis. Dalam pidato pelantikannya, Bashar pun
menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan menjadi pemimpin yang berbeda dari
ayahnya.
Dalam situs resminya, Bashar
menyatakan dia telah membanngun zona perdagangan bebas, mengizinkan lebih
banyak koran swasta dan universitas swasta, serta berjuang mengatasi korupsi
dan pemborosan yang dilakukan pemerintah. Namun, banyak orang mengatakan bahwa
sebagian besar janji Bashar belum terwujud hingga kini meskipun sudah ada
sejumlah perubahan dan pemerintahannya.
Bashar sempat menyatakan bahwa
reformasi yang dijalankannya tersendat karena adanya kerusuhan di negara-negara
tetangga yaitu Lebanon dan Irak.
Beberapa tokoh Suriah menganggap
Bashar sebagai sosok yang canggung dan tidak memiliki kepribadian untuk
memimpin. Bahkan sang paman, Rifaat, yang meninggalkan Suriah pada tahun 1984
setelah terlibat dalam kudeta yang gagal, mengatakan bahwa Bashar amat berbeda
dengan sang ayah yang merupakan seorang pemimpin.
Masa pemerintahan Bashar yang masih
berjalan hingga saat ini berjuang menyelesaikan masalah politik internasional
yang belum terpecahkan. Misalnya, permasalahan air dengan Turki, hubungan yang
rumit dengan Libanon, perebutan Dataran Tinggi Golan dengan Israel, dan
permusuhan dengan raja Jordan.
Meskipun menjanjikan lebih banyak
media dalam pemerintahannya, namun kebebasan media masih dibatasi oleh negara.
Sebuah undang-undang yang dikeluarkan pada tahun 2007 mewajibkan warnet untuk
merekam semua komentar yang diposkan pengguna pada forum obrolan. Situs web
seperti Wikipedia Arab, YouTube, dan Facebook diblokir antara tahun 2008 hingga
Februari 2011.
Kelompok Hak Asasi Manusia, misalnya
Human Rights Watch dan Amnesty International, mengungkapkan bahwa rezim Bashar
dan polisi rahasianya secara rutin menyiksa, memenjarakan, dan membunuh musuh
politik dan mereka yang membangkang dari rezimnya.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC
News pada tahun 2007, Bashar menyebutkan bahwa tidak ada tahanan politik di
Suriah, namun, New York Times melaporkan 30 tahanan politik ditangkap di Suriah
pada bulan Desember 2007.
Pada 2011, revolusi Musim Semi Arab
pecah. Rezim Bashar pun menjadi sorotan publik. Majalah Foreign Policy pun
sempat menganalisa posisi Bashar sebagai pemimpin di Suriah karena terdorong
dengan protes yang terjadi itu. Bashar segera mengambil langkah nyata untuk
menunjukkan perubahan di Suriah. Pengunjuk rasa yang menginginkan reformasi
mendasar, lebih banyak kebebasan, sistem politik multipartai, dan dicabutnya undang-undang
darurat merasa langkah yang diambil Bashar tidak signifikan dan terlambat.
Oleh : Noviana Indah (merdeka.com)
PENDIDIKAN
- Damascus University
KARIR
- NPF
- Presiden Suriah
No comments:
Post a Comment