M24 Chaffee Light Tank
M24 adalah tank ringan buatan AS
yang digunakan pada masa-masa akhir Perang Dunia II dan merupakan tank ringan
terbaik yang digunakan dalam Perang Dunia II. Tank ini diberi nama Chaffee
untuk mengenang Jenderal Adna R. Chaffer Jr, salah satu tokoh yang mengembangkan
konsep pasukan lapis baja di Angkatan Darat AS dan dikenal sebagai “Father of
The Armored Forces.”
Pada saat Perang Dunia II, tank
ringan yang digunakan oleh pasukan AS adalah tank M3/M5 Stuart. Walaupun masih
terus digunakan hingga akhir Perang Dunia II, namun pada tahun 1943 dirasakan
perlunya ada tank ringan baru yang lebih handal. Semula direncanakan hanya
untuk mengganti persenjataan tank M5A1 dengan meriam kaliber 75mm, namun hasil
uji coba menunjukkan hal tersebut tidak mungkin sehingga diputuskan untuk
merancang tank ringan baru yang akhirnya menghasilkan tank ringan M24 Chaffe
pada tahun 1944.
Karena dirancang pada masa-masa
akhir Perang Dunia II, M24 lebih mengakomodasi perkembangan teknologi yang ada
dan tank ini dianggap sebagai lompatan teknologi jika dibandingkan dengan tank
M3 atau M5A1 yang akan digantikannya. M24 diawaki lima orang dan memiliki berat
18,3 ton. Menggunakan dua mesin bensin Cadillac 44T24 yang masing-masing
berkekuatan 110 tenaga kuda, tank ini memiliki kecepatan maksimum 54 km/jam
dengan jarak tempuh 160 km. Jika tank-tank ringan lainnya hanya dipersenjatai
dengan meriam kaliber 37mm, maka M24 dipersenjatai dengan meriam M6 kaliber
75mm (48 butir amunisi). Selain itu, tank ini juga dipersenjatai dengan dua
pucuk senapan mesin Browning M1919A4 kaliber 0.30 (3.750 butir amunisi) dan
sepucuk senapan mesin Browning M2HB kaliber 0.50 (440 butir amunisi).
M24 mulai digunakan pada akhir
tahun 1944 oleh pasukan AS di Eropa. Dalam Battle of the Bulge, sejumlah tank
ini digunakan untuk menahan serangan Jerman dan terbukti sukses di lapangan.
Walaupun lapisan baja tank ini tidak terlalu tebal, namun tank ini jauh lebih
cepat dan lincah dibandingkan dengan tank M5A1. M24 banyak digunakan untuk
tugas-tugas intai dan dengan meriam kaliber 75mm yang digunakannya, tank ini
juga mampu bertempur melawan kendaraan lapis baja Jerman dan memberikan bantuan
tembakan bagi pasukan infantri. Namun karena tergolong sebagai tank baru, maka
tidak semua pasukan AS di Eropa menerima tank ini. Bahkan tidak sedikit
unit-unit pasukan AS yang baru menerima tank ini setelah perang selesai.
Usainya Perang Dunia II bukan
berarti akhir bagi tank yang diproduksi sebanyak 4.070 unit ini. Tank ini
kemudian banyak dipergunakan oleh negara-negara lain seperti Perancis dan
Pakistan. AS masih menggunakan tank ini dalam Perang Korea, sementara Perancis
menggunakan tank ini dalam operasi militer di Indo China. Sepuluh unit M24
digunakan Perancis dalam Battle of Dien Bien Phu. Tank-tank M24 Perancis yang
tersisa di Indo China kemudia dialihkan kepada pasukan Vietnam Selatan, yang
menggunakannya pada masa-masa awal Perang Vietnam. Sementara itu Paksitan
menggunakan M24dalam perang dengan India pada tahun 1971.
Beberapa negara juga kemudian
memodifikasi tank ini dan mengoperasikannya hingga puluhan tahun setelah Perang
Dunia II usai. Misalnya saja milik Norwegia yang dimodifikasi menjadi NM-116
Panserjager (dengan mesin diesel, fire control modern, serta meriam kaliber
90mm buatan Perancis) dan digunakan hingga tahun 1993. Sementara M24 milik
Chili dimodifikasi dengan persenjataan kanon IM-OTO kaliber 60mm dan digunakan
hingga tahun 1999. M24 hasil modifikasi milik pasukan Uruguay bahkan masih
digunakan hingga saat ini.
No comments:
Post a Comment