T-10 Heavy Tank
Pada saat Perang Dunia II, pasukan tank Rusia menggunakan taktik
gabungan medium tank dan heavy tank. Heavy tank IS-2/IS-3 Stalin digunakan
sebagai direct fire support untuk mendukung gerak maju medium tank T-34/85.
Taktik ini sebetulnya memiliki kelemahan karena heavy tank lebih lamban
daripada medium tank, sehingga di lapangan sering jauh tertinggal dari pasukan
medium tank. Walaupun demikian, taktik ini masih digunakan hingga akhir tahun
1960-an dan Rusia tetap mengembangkan varian lebih lanjut dari heavy tank
IS-2/IS-3 Stalin.
T-10 heavy tank pada dasarnya adalah hasil pengembangan dari IS-3
Stalin. Tank ini mulai dirancang pada tahun 1948 dan diproduksi sebanyak 8.000
unit pada tahun 1953-1966. T-10 adalah heavy tank terakhir yang dibuat oleh
Rusia karena setelah produksinya dihentikan, Rusia tidak membuat heavy tank
baru karena dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan taktik pertempuran modern.
Setalah tahun 1960-an Rusia memilih untuk mengembangkan konsep Main Battle Tank
dan rudal anti-tank.
Posisi heavy tank sebagai fire support pasukan tank digantikan oleh
rudal-rudal anti tank. Walaupun demikian, Rusia tercatat tetap menggunakan T-10
sampai akhir tahun 1970-an. Selain Rusia, T-10 juga digunakan oleh Mesir dan
Suriah
Varian awal T-10 dipersenjatai dengan sepucuk meriam D-25TA kaliber
122mm (30 butir amunisi) dan dua pucuk senapan mesin DShKM kaliber 12,7mm
(1.000 butir amunisi). Pada akhir tahun 1950-an muncul varian T-10M. Pada
varian ini senapan mesin DShkM digantikan dengan senapan mesin KPV kaliber
14,5mm.
T-10 digunakan oleh Suriah dan Mesir dalam Perang Enam Hari tahun 1967
dan Peran Yom Kippur tahun 1973.
Spesifikasi tank (T-10)
Crew : 5
Senjata :
Utama : Meriam1 x 122mm gun
Co-axial : 1 x 12.7mm senapan mesin
Anti-pesawat : 1 x 12.7 mm senapan mesin
Berat tempur : 52,000 kg
Panjang : 10.60 m
Lebar : 3.57 m
Tinggi : 2.43 m
Mesin : Mesin disel 700 hp V-12-IS
Kecepatan penuh di jalan : 42 km/h
Jangkauan : 250 km
No comments:
Post a Comment