Dassault-Breguet Mirage 2000
Pada awal tahun 1970-an Angkatan
Udara Perancis meluncurkan program pesawat tempur masa depan (ACF-Avion de
Combat Futur). Program ACF ini bertujuan membuat pesawat tempur baru sebagai
pengganti Mirage III dan Mirage V. Pada awalnya perusahaan Dassault menawarkan
pesawat tempur bermesin ganda Super Mirage, namun pesawat tersebut dirasakan
terlalu mahal dan rumit sehingga pengembangan Super Mirage dibatalkan pada
tahun 1975. Dassault kemudian menawarkan rancangan Mirage 2000 yang secara
sepintas mirip dengan Mirage III dan Mirage V, namun dengan teknologi yang jauh
lebih modern. Angkatan Udara Perancis menyetujui rancangan Mirage 2000 dan
persetujuan untuk pengembangan lebih lanjut pun diberikan pada akhir tahun
1975. Prototype Mirage 2000 sendiri berhasil melakukan first flight pada
tanggal 10 Maret 1978 dan mulai digunakan secara operasional pada bulan November
1982.
Pada dasarnya Mirage 2000 ini
mirip dengan Mirage III dan Mirage V, namun sebetulnya Mirage 2000 adalah
pesawat yang sama sekali baru dengan kemampuan tempur dan manuver yang jauh
lebih baik. Pesawat tempur ini dirancang sebagai all weather interceptor
fighter, namun juga memiliki kemampuan sebagai ground attack aircraft. MIrage
2000 tercatat telah diproduksi sebanyak 601 unit dalam berbagai varian,
termasuk varian jet latih tempur berawak ganda Mirage 2000B. Dari Mirage 2000B
ini kemudian Angkatan Udara Perancis mengembangkanya menjadi varian
strike/attack aircraft (sekelas dengan Panavia Tornado IDS, F-15E Strike Eagle,
dan Sukhoi Su-30) Mirage 2000D dan Mirage 2000N sebagai pengganti pesawat
pembom Mirage IV.
Jika Mirage 2000D merupakan
pesawat strike/attack konvensional, maka Mirage 2000N adalah strike/attack aircraft
yang memilki kemampuan untuk membawa persenjataan nuklir.
Mirage 2000 adalah salah satu
pesawat tempur yang battle proven. Pesawat tempur ini digunakan oleh Angkatan
Udara Perancis dalam Perang Teluk tahun 1991 dan operasi militer NATO di daerah
Balkan pada tahun 1994-1999, walaupun Angkatan Udara Perancis harus kehilangan
sebuah Mirage 2000 karena ditembak oleh peluru kendali anti serangan udara
Serbia pada tanggal 30 Agustus 1995. Mirage 2000 masih digunakan oleh AU
Perancis untuk mendukung operasi militer di Afghanistan
dari tahun 2002 sampai dengan sekarang. Walaupun sejak tahun 2006 AU Perancis
sudah mulai mengoperasikan Rafale, namun sekitar 150 Mirage 2000 masih akan
terus memperkuat AU Perancis setidaknya sampai 5-10 tahun mendatang.
Selain AU Perancis, Mirage 2000
juga digunakan oleh Angkatan Udara India, Uni Emirat Arab, Taiwan, Yunani,
Mesir, Qatar, Peru, dan Brazil. Sama seperti AU Perancis, Mirage 2000 milik
negara-negara tersebut juga pernah digunakan dalam sejumlah operasi militer
yang sesungguhnya. Misalnya saja Mirage 2000 milik Uni Emirat Arab yang ikut
digunakan dalam Perang Teluk tahun 1991 dan Mirage 2000 milik AU Peru yang
digunakan dalam perang perbatasan dengan Ekuador di tahun 1995. Mirage 2000
milik AU India juga digunakan dengan sukses dalam perang perbatasan dengan Pakistan
pada tahun 1999.
Salah satu peristiwa yang
melibatkan Mirage 2000 terjadi pada bulan Oktober 1996. Pada saat itu situasi
perbatasan antara Yunani dan Turki sedang memanas akibat sengketa perbatasan di
daerah Imia/Kardak dan pada tanggal Oktober 1996 dalam sebuah insiden di
wilayah perbatasan, Mirage 2000 milik AU Yunani menembak sebuah F-16D milik AU
Turki. Peristiwa ini sempat ditutup-tutupi mengingat Turki dan Yunani sama-sama
anggotan NATO dan pesawat F-16 tersebut dilaporkan jatuh karena kerusakan mesin.
Namun akhirnya seorang mantan perwira AU Turki mengaku kepada media massa
bahwa F-16 tersebut jatuh diitembak oleh Mirage 2000.
Specifications (Mirage 2000C)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 95.1 kN SNECMA
M53-P2 afterburning turbofan engine
Length : 14.36m
Wingspan : 9.13m
Height : 5.20m
Weight empty : 7,500 kg
Maximum take-off weight : 17,000
kg
Maximum speed : 2,333 km/h
Range : 1,500 km with drop tanks
Service ceiling : 17,080m
Armament : 2 x 30mm DEFA 554
cannons; up to 6,300 kg (13,900 lb) of bombs, rockets, and missiles
No comments:
Post a Comment