Saddam Hussein
Nama Lengkap : Saddam Hussein
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Al-Awja, Irak
Tanggal Lahir : Rabu, 28 April 1937
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Irak
BIOGRAFI
Dilahirkan dari lingkungan yang keras membuat Saddam Husein tumbuh
menjadi anak berwatak keras. Sejak kecil Saddam -sapaannya- terbiasa dengan
berbagai bentrokan dan kejahatan yang ada di sekitarnya. Ia seringkali membawa
senjata setiap kali keluar rumah. Kehidupan miskin dan keras membuat pria
kelahiran 28 April 1937 ini bergabung dengan komplotan preman yang ada di
daerahnya. Ia terbiasa berkelahi dan melakukan bentrokan sejak usianya
menginjak umur 16 tahun. Ia bahkan sempat melakukan pembunuhan pada salah
seorang rival pamannya yang kala itu menjabat sebagai perwira Irak dan pejuang
persatuan Arab. Sejak usia 19 tahun, ia sudah bergabung dengan Partai Sosialis
Ba'ath dan berencana untuk menumbangkan sistem pemerintahan monarki yang
berkuasa saat itu.
Semula nama Saddam tidak banyak dikenal oleh khalayak ramai. Namanya
baru terkenal ketika pada tahun 1959 Saddam terlibat dalam kasus usaha
pembunuhan Perdana Menteri Irak, Abdul Karim Kasim. Saat itu ia tertembak pada
bagian kaki dan melarikan diri menuju Mesir dan Suriah.
Selama di Mesir Saddam menyelesaikan studinya di Universitas Kairo
untuk meraih gelar sarjana sebelum akhirnya mengambil master di Universitas
Baghdad pada tahun 1971. Sebelumnya, pada tahun 1968 Saddam sempat kembali ke
Irak setelah ia mendapatkan kabar bahwa partainya memegang kendali di negeri
itu. Namun, saat itu, kekuasan partainya hanya sebentar saja. Partai Ba'ath
berhasil digulingkan pemerintah dan Saddam dijebloskan ke penjara.
Sebentar saja suami dari Sajida Talfah ini dibui, karena di tahun yang
sama partainya kembali merajai negeri di bawah kepemimpinan sepupunya, Hasan
al-Bakr. Di tahun itu, mereka melakukan kudeta terhadap presiden Irak, Abdul
Rahman Arif. Dalam upayanya, mereka berhasil menaklukan Abdul Rahman Arif dan
menduduki pemerintahan dipimpin oleh Hasan al-Bakr sebagai presiden baru Irak.
Sedangkan Saddam diangkat sebagai wakil presiden dan Kepala Dewan Komando
Revolusioner Irak.
Selama menjabat sebagai wakil presiden, Saddam dikenal otoriter dan
berkuasa melebihi sepupunya, Hasan. Ia banyak melakukan aksi represif terhadap
rakyat Irak dan mulai membangun jaringan polisi rahasia serta menyingkirkan
pihak-pihak yang tidak tunduk padanya. Lambat laun, ayah dari lima orang anak
ini mulai menguasai pemerintahan dan berhasil menyingkirkan Hasan al-Bakr. Ia
menggantikan posisi Hasan sebagai presiden yang mulai berkuasa pada tahun 1979.
Selama kepemimpinannya menjadi presiden, Saddam banyak melakukan
tindak-tindak kekerasan yang semakin merugikan rakyat melalui perang teluk dan
perang antara Irak-Iran dimana rakyat kecil menjadi korban keotoriterannya. Ia
memulai perang antara Irak-Iran ketika ia menginvasi Iran pada tahun 1980. Saat
itu, kepemimpinan Shah Pahlevi yang merupakan boneka mainan Amerika Serikat
baru saja digulungkan rakyatnya dan jabatannya digantikan oleh Ayatollah
Khomaeni. Latar belakang inilah yang menyebabkan pecahnya Perang Teluk I yang
rupanya didalangi oleh negara Adi Daya, Amerika Serikat. Sebelumnya, Iran
merupakan negara penghasil minyak yang dikendalikan oleh Amerika Serikat.
Namun, ketika Pahlevi digulingkan rakyatnya, Amerika tak lagi bebas
"menjajah" salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia
tersebut. Sehingga, Amerika memanfaatkan hubungan bilateralnya dengan Irak yang
sudah terjalin sejak tahun 1959 untuk menginvasi Iran. Amerika memberikan
bantuan senjata dan dana pada Irak guna melumpuhkan Iran. Di Perang Teluk I
tersebut, Saddam berhasil membunuh ratusan ribu rakyat Iran dalam kurun waktu
delapan tahun. Tak hanya itu, ia juga berhasil "memiskinkan" Iran
dalam waktu sekejap saja. Iran banyak mengalami ketertinggalan pembangunan dan
banyak kerugian material yang diderita.
Meski tampak berhasil menumbangkan Iran dalam kurun waktu delapan
tahun, namun berkat perlindungan dan pertolongan Tuhan serta kegigihan bangsa
Iran dalam membela tanah air mereka, Irak yang ditopang Amerika Serikat dan
berbagai negara barat lain berhasil dipukul mundur oleh Iran. Irak mengalami
kekalahan dan sama merasakan rugi akibat perang tersebut. Ia banyak kehilangan
tentara dan perekonomian negaranya pun terpuruk.
saddam di akhir hidupnya
Setelah kalah dengan kondisi negara semakin memprihatinkan, Saddam
berencana untuk menginvasi Kuwait dengan tuduhan pencurian minyak di wilayah
sengketa pada tahun 1990. Amerika Serikat yang mengetahui hal ini dengan sigap
mendorong upaya Irak dalam invasi tersebut. Namun, selagi gencar-gencarnya Irak
melawan Kuwait, Amerika malah berbalik mendukung Kuwait dengan alasan Kuwait
adalah negara importir minyak ke negara-negara barat, khususnya Amerika. Perang
ini dikenal dengan sebutan Perang Teluk II. Situasi ini membuat Saddam terjepit
dengan kondisi rakyatnya yang mulai memberontak akan sikapnya yang merupakan
sikap seorang dikatator sejati. Dalam kondisi ini Saddam melakukan konspirasi
pada Amerika Serikat untuk menghentikan serangan, sementara dirinya
berkonsentrasi meredam amarah dan gejolak yang ditimbulkan rakyatnya. Bukan
dengan mudah Saddam meredam rakyatnya ketika tak lama kemudian Amerika
mengumumkan secara serempak pada dunia untuk mengembargo Irak. Tentu saja,
rakyat Irak dalam hal ini semakin menderita akibat kurangnya persenjataan,
makanan, serta obat-obatan. Dalam kurun waktu dua belas tahun rakyat harus
menahan gejolak amarahnya dengan perut melilit dan kondisi kesehatan yang
memprihatinkan. Belum sempat mereka bernapas lega, tentara Amerika
berduyun-duyun memasuki wilayah Irak dengan dalih akan menggulingkan Saddam.
Pada tahun 2003, Saddam memang benar terguling. Kepemimpinannya telah
digantikan oleh Coalition Provisional Authority. Berkat keotoriteran,
keserakahan, serta kejahatannya terhadap manusia dalam memimpin negara selama
24 tahun, Saddam diganjar hukuman gantung oleh hakim Rauf Rasheed Abdel Rahman.
Hukuman ini dilakukan tiga tahun berikutnya setelah Mahkamah Agung
memerintahkan untuk segera melaksanakan vonis yang telah dijatuhkan. Akhirnya,
Saddam diekskusi pada tanggal 30 Desember 2006.
Oleh: Atiqoh Hasan
PENDIDIKAN
Universitas Baghdad
Universitas Kairo, Mesir
Iraqi Law School
KARIR
Presiden Irak, 1979-2003
Wakil Presiden Irak, 1968-1979
No comments:
Post a Comment