Tanaman tebu di sebuah perkebunan
Bagas merupakan
ampas tebu yang sudah diekstrak
gulanya pada bagian
gilingan dan merupakan
salah satu limbah padat
dari pabrik gula. Jika ampas tebu yang
diaplikasikan langsung di kebun
akan mengalami dekomposi secara alami . Bisa jadi hal
tersebut menguntungkan karena mineral dan bahan
organic yang terbentuk setelah proses dekomposisi memperbaiki kondisi tanah atau dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Sebaliknya ,hal tersebut bisa merugikan
jika mikroorganisme
decomposer memanfaatkan air
dan hara yang
ada di dalam
tanah untuk mendekomposisi ampas
sehigga hara dan
air tidak lagi
mencukupi kebuthan tanaman. Kerugian juga bisa
terjadi jika mineral atau bahan
organik setelah pendekomposisian bersifat
toksit bagi tanaman. Selain itu ,bisa
saja pengaplikasian ampas tebu
tersebut mengubah komposisi
mikroorganisme tanah sehingga
Pathogen tanaman seperti:Xylaria, Phytium, Fusarium, dll lebih
berkembang dan menyebabkan
kerusakan bagi tanaman.
Contoh ampas tebu (Bagasse) yang sudah kering
Berdasarkan
pertimbangan diatas sebuah
percobaan tentang pengaplikasian
ampas tebu sebelum pengolahan
tanah dilakukan dikebun
percobaan .Faktor yang dicobakan
adalah dosis aplikasi
ampas tebu yang terdiri dari 5
macam,yaitu 0 ton sebagai control, 40 ton/hektar, 80
ton/hektar, 120 ton/hektar, dan 160 ton /hektar.
Di pabrik
gula bagas ±27 % digunakan
sebagai bahan bakar
boiler pada masa
on season, surplus ±6% dimanfaatkan
kembali dalam masa
off season sebagai
bahan bakar boiler
setelah sebelumnya memulai
unit dewatering mill dilakukan proses
pemerahan untuk mengurangi
kadar air.
Boiler sebagai
pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan daya
lisrik dalam pabrik
sekaligus sebagai pemasak
gula. Untuk melakuka
kerjanya,boiler membutukan adanya panas
yang digunakan untuk
memanaskan air.Panas disuplai dari bagaian yang di sebut furnace.Sementara
furnace akan membuang gas hasil
pembakaran .Gas buang tersebut
mengandung banyak debu
mengingat bahan bakar
yang digunakan adalah
bagas.
Bagas yang
dibakar secara langsung
di boiler untuk
menghasilkan uap yang
bertekanan , yang
kemudian energy uap
tersebut digunakan untuk
menghasilkan tenaga uap mekanik,
tenaga listrik, dan
juga energy panasnya . Untuk
kegunaan pengolahan gula
dibagian proses. Hasil
pembakaran 1 Kg bagas
di boiler akan
menghasilkan 2 Kg uap.
Energi uap yang
menghasilkan tenaga mekanik
untuk menggerakan turbin
dan penggerak gilingan.
Energi uap yang
digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik adalah
untuk menggerakkan turbin
generator .Uap bekas (Exhaust Steam) dari energy
uap yang digunakan
untuk penggerak di
atas ,masih di gunakan energy
panasnya untuk bagian proses .Presentasi bagas
terhadap tebu di PT GMP (Gunung Madu Plantation) kabupaten Lampung Tengah rata-rata
32%, jadi apa bila dalam
1 tahun pabrik
menggiling tebu sebanyak 1 juta mt, maka banyaknya
bagas adalah 640.000
mt,sekitar 75%-nya digunakan sebagai bahan
bakar pada boiler saat musim
giling dan sisanya ditumpuk
di luar areal pabrik untuk
kemudian digunakan untuk
bahan bakar saat off season,bagas
di gunakan juga untuk kompos
dan untuk di jual ke peternakan dll. Tenaga yang dibangkitkan di
pabrik ,disalurkan untuk keperluan
produksi di pabrik ,
perkantoran, medical, central, workshop, perumahan, mess, IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), dan irigasi.
No comments:
Post a Comment