KRI DR
Soeharso
KRI DR Soeharso (990) (sebelumnya
bernama KRI Tanjung Dalpele (972)) adalah kapal jenis Bantu Rumah Sakit (BRS).
Awalnya kapal ini berfungsi sebagai Bantu Angkut Personel (BAP) bernama KRI
Tanjung Dalpele (972), karena perubahan fungsi maka pada tanggal 17 September
2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang,
dikukuhkan oleh KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto.[1]
Sejarah
Pada saat bernama KRI Tanjung
Dalpele (972), kapal ini adalah kapal serba guna yang berfungsi sebagai kapal
bantu angkut personel (BAP), kapal bantu rumah sakit (BRS) serta dapat
mendaratkan dua heli jenis Super Puma.
Kapal ini diklasifikasikan
sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock). Nama Dalpele diambil dari sebuah
tanjung yang terletak di pulau paling timur gugusan pulau di Provinsi Papua.
Nama tanjung tersebut diabadikan sebagai nama KRI karena di tempat itu para
sukarelawan yang terdiri atas putra-putri terbaik Indonesia rela mengorbankan jiwa
ketika berlangsungnya operasi Komando Trikora untuk membebaskan Irian Barat.
Kapal produksi Daesun Shipbuilding and Eng.Co.Ltd Pusan Korea Selatan ini tiba
di Indonesia
21 September 2003.
Desain
Kapal ini berbobot 11.394 ton
kosong dan 16.000 ton berisi penuh. Kapal sepanjang 122 meter, lebar 22 m, dan
draft 6,7 m ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu
mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super puma sekaligus.
Kapal ini juga dilengkapi sebuah
hanggar untuk menampung helikopter satu lagi dan juga melakukan perawatan terhadap
helikopter. Sebagai kapal rumah sakit, telah disediakan 1 ruang UGD, 3 ruang
bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang P-jang Klinik dan 2 ruang perawatan dengan
kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.
Kapal ini memiliki 75 anak buah
kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap. Jika dalam
keadaan darurat, KRI DR Soeharso juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000
penumpang.
Dalam fungsinya sebagai kapal
angkut, kapal ini mampu mengangkut 14 truk/tank dengan bobot per truk/tank 8
ton, 3 helikopter tipe Super Puma, 2 Landing Craft Unit (LCU) tipe 23 M dan 1
hovercraft.
dan 2 buah senapan Mesin 12,7 mm.
Tenaga penggeraknya adalah mesin
diesel.
Komandan kapal
Letkol Laut (P) Prasetyo
(2003-2007)
Letkol Laut (P) Purwanto (2007 -
sekarang)
Persenjataan :
Meriam Bofors SAK 40 mm/70 : 1
pucuk, kecepatan tembakan 240 rpm,
dengan jangkauan maksimum 12,6 km
(6,8 mil laut) dengan berat amunisi 0,96 kg,
anti kapal, pesawat udara,
helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
Kanon Penangkis Serangan Udara
(PSU) Rheinmetall 20 mm : 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm,
dengan jangkauan efektif 2 km
dengan hulu ledak 0,24 kg,
anti pesawat udara, helikopter.
Angkutan :14 truk/tank dengan
bobot per truk/tank 8 ton; 2 LCU; 400 prajurit pendarat
Aviasi :2 helikopter NAS-332
Super Puma
No comments:
Post a Comment